Refleksi Maulid Nabi 1443 H : Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Rasulullah Saw.

Oleh: Dewi Sinta

Bulan Rabi’ul Awal adalah kelahiran nabi yang tahun ini jatuh pada tanggal 19 Oktober 2021 merupakan bulan saat manusia sempurna dengan akhlaqul karimah itu lahir, bulan Maulid Nabi Muhammad sang Baginda Rasul. Kita mengetahui bahwa peringatan Maulid Nabi kerap dilakukan, dengan berbagai cara. Cara yang beragam dalam bermaulid adalah ungkapan rasa cinta kepada Nabi sebagai teladan muslim, muslimah dan manusia seluruhnya. Tanggal 12 Rabiul awal menjadi tanggal yang bersejarah, karena di tanggal itulah Rasulullah lahir dan memberikan kita semua pelajaran, baik ucapan hingga perilaku.

Rasa cinta kepada Nabi dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Namun selain memperingati kelahirannya, ada satu hal yang pastinya sudah kita lakukan di hari-hari biasanya. Momen kelahirannya adalah saat dimana kita memperkuat rasa cinta kepada Nabi guna meningkatkan serta meniru teladan yang telah Beliau berikan kepada kita.
Banyak orang yang mengaku mencintai Rasulullah tetapi, pada realitanya pengakuan tersebut hanya omong kosong belaka. Buktinya amal ibadah yang dikerjakan tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, bahkan masih jauh dari tuntunannya. Mencintai Rasulullah SAW bukan hanya perbuatan hati saja, namun harus ada pembuktian berupa perkataan dan perbuatan sebagai wujud cintanya kepada Rasulullah SAW. Semua itu hanya bisa didapatkan melalui sumber-sumber yang benar, yaitu al-Qur’an dan hadis-hadis shahih.

Di antara bukti dan konsekuensi mencintai Rasulullah adalah dengan cara mentaati dan mengikuti ajaran-Nya, memuliakan dan membela beliau, sering mengingat dengan memperbanyak bersholawat kepada Rasullullah, berkeinginan melihat beliau dan rindu untuk berjumpa dengan beliau dan mencintai kerabat, keluarga, istri dan para sahabat beliau, tidak rela jika ajaran beliau dihina dan direndahkan.

Mencintai Rasulullah bukanlah seperti mencintai makhluk Allah yang lainnya. Baginda Rasulullah adalah makhluk pilihan Allah yang menyampaikan ajaran-Nya dan sebagai penghulu anak Adam. Kecintaan kepada Rasulullah terikat dengan kecintaan kepada Allah SWT. Kecintaan kita terhadap Rasulullah merupakan bagian dari mencintai ﷲ. Mencintai Rasulullah merupakan syarat kesempurnaan iman seseorang. Iman seseorang tidak sah kecuali dengan memuliakan Rasulullah melebihi kedua orang tua, istri, anak dan manusia seluruhnya.
Kecintaan kepada Rasulullah kuatnya mengikuti keimanan seorang muslim. Kalau imannya bertambah, maka kecintaan kepadanya juga bertambah. Kecintaan kepada Rasullullah termasuk ketaatan dan pendekatan ( kepada Allah ). Syariat menjadikan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW termasuk dari kewajiban.

Dari Anas berkata, Nabi bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري ومسلم،
Artinya : “Belum sempurna keimanan salah seorang diantara kamu sampai saya lebih dicintainya dibandingkan orang tua, anak dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Untuk menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah dapat dilakukan dengan memahami bahwa beliau diutus oleh Tuhannya, dipilih dari seluruh alam untuk menyampaikan agama-Nya kepada manusia. Bahwa Allah SWT memilihnya karena cinta dan ridha kepadanya. Jika Allah SWT tidak rela kepadanya, maka tidak akan dipilihnya. Maka kita harus mencintai orang yang Allah cintai, dan kita ridha kepada orang yang Allah ridhai. Kita harus mengetahui bahwa beliau adalah kekasih (Khalil) Allah. Sifat Khalil adalah derajat tertinggi di antara derajat kecintaan.

Dari Jundub dia berkata, aku mendengar Nabi Muhammad SAW lima hari sebelum wafatnya bersabda,

إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى اللهِ أَنْ يَكُونَ لِي مِنْكُمْ خَلِيلٌ، فَإِنَّ اللهِ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا، كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا رواه مسلم، .)
Artinya : “Aku berlepas diri kepada Allah, dari menjadikan salah seorang dari kalian sebagai  Khalil (kekasih). Karena Allah Ta’ala telah menjadikan diriku khalil (kekasih paling dekat), sebagaimana  Dia menjadikan Ibrohim sebagai kholil. Jika aku boleh menjadikan dari umatku sebagai khalil, maka aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai khalil.” (HR. Muslim)

Kita mengetahui kedudukannya yang Allah pilihkan untuknya. Bahwa beliau adalah manusia terbaik. Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda:

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ، وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ رواه مسلم،
Artinya : “Saya adalah terbaik dari anak Adam pada hari kiamat. Pertama kali dikeluarkan dari kubur. Dan pertama kali orang yang memberi syafaat dan yang diberi syafaat.” (HR. Muslim)

Adapun buah dari mencintai Rasulullah SAW, yaitu: kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat, sarana merasakan manisnya iman, menjadi sebab hilangnya kesusahan dan diampuninya dosa-dosa, mendapat syafaat, dikumpulkan bersama beliau dan orang-orang mulia di surga. Aamiin Allahumma Aamiin
#Mahasiswi PAI FTK Uinsa, pembaca setia menara Madinah.com Sidoarjo#