Catatan :Coach Jeffry MD.
Kata orang tua jaman dahulu jaman edan yen ra melok edan ora keduman.nanging luwe becik wong kang eleng lan waspodo.!!
“I am agnostic now. Sorry, I am not into about religion”. Kalimat di atas sudah mulai sering didengar dari obrolan generasi milenial. Bagi mereka, agama cukup sebagai identitas untuk kepentingan kependudukan. Just for identity. Mereka lebih menyukai menjadi orang yang meyakini Tuhan tanpa amalan agama. Ya, hanya percaya sama Tuhan, an sich.
Di era yang serba teknologis ini, berkeyakinan bukan semata pilihan privasi individu, tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup (lifestyle). Berbeda dengan dulu, orang memeluk suatu agama sebagai pilihan sosial yang membanggakan. Apalagi memeluk suatu agama selalu dikaitkan dengan struktur sosial, khususnya relasi ekonomi-politik.
Kini, zaman telah berubah seiring dengan perkembangan pola pikir dan kecenderungan hidup masyarakat. Beragama secara formal dengan rangkaian ritualnya “dianggap” telah usang (jadul).
Ada kecenderungan masyarakat modern memandang orang beragama sudah usang. Kurang menarik. Menurut mereka, orang beragama sering menampakkan perilaku yang kurang bersahabat dengan sesama. Saling mencaci, menghina, menyakiti, bahkan saling serang dan baku hantam muncul karena alasan agama.
Coba deh gaes kamu tengok sejarah, ada kritik keras dari filosof asal Jerman,
Friedrich Nietzsche terhadap orang beragama. Satu kalimat menohok yang menghebohkan seluruh penghuni bumi adalah “God is dead”, Tuhan telah mati.
Nietzsche mengkritik nilai-nilai keberagamaan (Kristen saat itu) yang dipengaruhi oleh ajaran Plato. Nietzsche menganggap kekristenan mengajarkan orang untuk menolak, membenci, dan melarikan diri dari kehidupan di dunia ini demi suatu mitos “dunia nyata” yang imajiner.
Nietzsche menuduh para tokoh agama sebagai pengajar-pengajar maut, karena membuat orang berpindah fokus dari hidup ke kematian. Kematian dipahami sebagai syarat manusia menuju ke “alam sempurna”.
Kritik Nietzsche tersebut bisa dimaklum karena memang dia penganut atheisme. Penganut paham yang tidak percaya terhadap adanya Tuhan. Cara pandangnya bisa jadi disebabkan oleh pandangan filsafat yang dikonfirmsi atas penglihatannya terhadap orang-orang beragama yang tidak menunjukkan idealitas nilai.
Seiring perkembangan zaman, di mana arus modernisme telah melanda di semua lini kehidupan justru terjadi kekeringan spiritual. Muncul banyak persoalan-persoalan psikologis, seperti stres dan depressi karena tekanan hidup materialisme dan hedonisme. Akibat dari itu lalu masyarakat modern kehilangan arah hidup dan mencoba mencari (searching) The Other (Tuhan) sebagai sandaran hidup
Akhirnya semua dikait kaitkan dengan logika melihat hal hal yang jaman para nabi para rasul disebut mujijat keajaiban.sekarang langsung membuka youtube.googel serch tuk mencari tau trik SULAP APA YANG DILAKUKAN PARA NABI DAN RASUL..
Bahkan ada yang mengatakan nabi musa itu seorang ahli geologi dan pawang ular waktu melawan penyihir firaun dan ketika membelah lautan konon itu kebetulan karena fenomena alam yang ada di youtube sudah beredar fenomena air laut terbelah…Hadehh kalau semua orang berpola pikir seperti ini gawat dech gaes…!!
Jaman now smart phone number one pagi bangun tidur yang dicari smartphonenya dulu.mau makan Hp dulu yang dipegang sendok ke mulut mata ke hp ha.ha.ha kacauuu…