Jangan Suka Berbohong

 

Catatan : Coach Jeffry MD.

Berbohong merupakan salah satu perbuatan buruk yang harus kita hindari. Walaupun terlihat sepele, namun nyatanya berbohong dapat memberikan dampak yang enggak baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Enggak hanya, berbohong juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak dan tubuh kita, lho. Meskipun kita berbohong karena hal kecil ataupun karena keadaan yang memaksa, tapi setiap kebohongan memiliki efek pada otak kita.

Saat berbohong otak akan langsung ikut terpengaruh
Banyak studi yang menyatakan bahwa kesehatan seseorang dapat berpengaruh karena sering berbohong. Sayangnya, pengaruh tersebut bukanlah pengaruh yang positif, melainkan pengaruh yang buruk.
Seperti dikutip dari Lifehack, Arthur Markman, Ph.D mengatakan saat seseorang baru saja berbohong, maka tubuh akan melepas kortisol (hormon yang dikeluarkan tubuh saat stres) ke dalam otak. Setelah beberapa menit, ingatan akan mencoba mengingat kebohongan dan kebenaran. Sehingga otak akan cukup kesulitan mengambil keputusan dan akan membuatnya menjadi kemarahan.

Saat berbohong, stres akan meningkat
Setelah reaksi awal itulah kemudian kita akan mulai merasa khawatir dengan kebohongan yang telah kita lakukan atau khawatir ketahuan karena berbohong. Untuk mengatasi perasaan tersebut maka kita akan menutupi kebohongan dan memperlakukan orang lain lebih baik dari biasanya.
Bisa juga sebaliknya, kita akan berpikir bahwa kita enggak bersalah karena berbohong, sebab merekalah yang membuat kalian terpaksa berbohong. Disatu sisi, perbedaan pendapat dalam otak kita secara terus menerus ini bisa membuat stres hingga pada akhirnya kita akan merasa bersalah dan mengalami gangguan saat tidur.
Tak hanya sampai disitu, tekanan darah tinggi, sakit kepala dan punggung, kram, mual juga bisa kita alami karena stres yang diakibatkan saat kita berbohong