Masihkah Kita Wartawan

 

Catatan : Tofan Mahdi.

Yuk teman-teman dan adek-adek wartawan di seluruh Indonesia kita tegakkan marwah jurnalisme kita. Angle dan judul berita tentang fisik anggota Tim Bola Voli Wanita Turki pada Olimpiade Tokyo dan juga berita-berita tentang sumbangan Rp 2 triliun, sudah cukup membuktikan bahwa kita perlu kembali membaca dan belajar tentang tugas dan peran kita sebagai seorang wartawan.

 

Prinsip-prinsip dasar penulisan sebuah berita sepertinya sudah kita lupakan. Kecerdasan kita seakan tumpul, kita lupa tentang kewajiban verifakasi fakta, bersikap kritis, dan juga tidak mengabaikan Kode Etik Wartawan Indonesia yang salah satu poinnya tertulis: “Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul”.

Dalam kaitan berita pemain bola voli Turki, wartawan yang menulis dan redaktur yang mengedit terkesan berpikiran cabul. Terkait berita sumbangan Rp 2 triliun, wartawan terjebak dalam situasi sensasional dan kehilangan daya pikir kritis.

Salut kepada Pak Dahlan Iskan dan Bang Ilham Bintang yang dari awal mengambil sikap kritis terhadap informasi tentang sumbangan Rp 2 triliun. Ayo kita semua wartawan memperbaiki diri agar kualitas informasi di media tetap akan berbeda dengan informasi di sosial media. Salam (tofan.mahdi@gmail.com)