Pemdes dan KS Komitmen PTM Aman dan Terkendali

SIDOARJO –menaramadinah.com- Pemerintah Desa (Pemdes) Siwalanpanji dan para kepala sekolah se-Desa Siwalanpanji berkomitmen agar pelaksanaan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) yang akan dimulai tanggal 4 Juli 2021 di semua sekolah di wilayah desa tersebut aman dan terkendali. Diharapkan kerja sama semua pihak untuk bisa mewujudkannya.

Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Pelaksanaan PTM di Sekolah se-wilayah Desa Siwalanpanji di Balai Desa Siwalanpanji, Jum’at (4/6/2021) pagi. Hadir pada acara tersebut Kades Siwalanpanji, Ahmad Choiron, SE; Sekdes Siwalanpanji, Kasmoro; Ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Siwalanpanji, H. Moh. Wajib; Bidan Desa Siwalanpanji, Hj. Rosidah; Babinsa Siwalanpanji, Peltu Soephian Nur; Babinkamtibmas Siwalanpanji, Bripka Hadi Prayitno.
Acara juga dihadiri oleh para undangan, di antaranya: para kepala PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK beserta Satgas Covid-19 sekolah masing-masing. Sebagaimana diketahui Desa Siwalanpanji termasuk Zona Kuning Covid-19.
Kades Siwalanpanji, Ahmad Choiron, SE mengatakan, PTM merupakan kewajiban bersama untuk generasi mendatang. Karena itu, pelaksanaannya harus mempertimbangkan kemaslahatan dan keselamatan. Memerlukan kerja sama yang baik semua pihak untuk bisa mencapai tujuan pendidikan.

“Pada kesempatan ini, saya berharap kita bisa menyamakan persepsi. PTM harus sukses dan mengedepankan keselamatan. Guru dan siswa harus tetap sehat. Elemen semua masyarakat harus tetap baik. Saya tidak akan memberikan asesmen (penilaian), tapi memberikan perhatian agar PTM aman. Silakan bisa dilaksanakan PTM secara bertahap,”katanya.

 

Sebagai Ketua Satgas Covid-19 Desa Siwalanpanji, Ahmad Choiron menyebutkan bentuk-bentuk perhatian Satgas Covid Desa kepada sekolah-sekolah.

Di antaranya: (1) Menekankan pada sekolah-sekolah untuk menyiapkan PTM secara dini dan matang serta komprehensip. Menyiapkan fasilitas dan SDM, Satgas Covid-19 sekolah, dan melibatkan OSIS.
(2) Memantau terus perkembangan sekolah-sekolah, dengan melihat secara langsung persiapan sekolah; (3) Meminta pihak sekolah untuk memberikan perhatian kepada para siswa saat berangkat, perjalanan, aktivitas, dan pulang sekolah; (4) Sekolah-sekolah supaya memperhatikan pokok-pokok masalah yang akan dihadapi dalam PTM.

Meskipun sudah siap dan matang, tetap harus koordinasi. Diharapkan PTM tanpa cacat, sejalan dengan program pemerintah.

Achmad Choiron pun menyampaikan testimoni pengalamannya selama menjadi pasien penderita positif Covid-19. “Saya pernah dites wab 10 kali hasilnya tetap positif Covid-19. Alhamdulillah akhirnya Allah memberikan kesembuhan dan kesehatan,”ujarnya.

Sementara itu, Babinsa Siwalanpanji Peltu Soephian Nur dan Babinkamtibmas Siwalanpanji, Bripka Hadi Prayitno mendukung sepenuhnya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Siwalanpanji yang menggalang para pimpinan sekolah di wilayahnya untuk berkomitmen menyiapkan PTM yang aman dan terkendali.
Adapun Bidan Desa Siwalanpanji, Hj. Rosidah menyampaikan tentang sarana prasarana dan SOP protokol kesehatan. Di antaranya CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dengan air mengalir, masker, disinfeksi, menjaga jarak aman, tidak berkerumun, vaksinasi guru, pengaturan peserta didik, ventilasi kelas, tanda cross (silang), kesehatan warga sekolah, batas maksimal suhu tubuh, dan 5M.

“Saat PTM dimohon tidak saling meminjam alat tulis dan tidak perlu bersalaman. Juga tidak perlu menyentuh muka, hidung, dan mata,”katanya.
Dalam acara tanya jawab, Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd mengingatkan 2 hal yang harus diperhatikan: (1) Kalau saat PTM di sekolah ada kejadian darurat, harus ditindaklanjuti koordinasi dengan faskes, seperti Puskesmas; (2) Saat anak-anak berada di area sekolah merupakan tanggung jawab sekolah. Namun, saat anak-anak berada di luar area sekolah, maka menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
(Koesmoko, Humas SMP PGRI 1 Buduran)