Ngopi Bareng Sahabat Bang Pur: Dari giat usaha Warung Kopi menjadi Desa Pintar (Smart Village).

Jember, 1 Juni 2021-menaramadinah.com-Bertepatan dengan hari Lahir Pancasila, 1 Juni MKGR Kabupaten Jember bekerja sama dengan Pengurus Kecamatan Partai Golkar, Rumah Aspirasi Sahabat Bang Pur, Barisan Jember Juara (BJJ), Pok Darwis serta berbagai komunitas lainnya menggelar kegiatan Ngopi Bersama Rakyat.

 

 

Tidak ada tema khusus, yang penting kumpul bersama membincang berbagai hal dengan tetap menjaga protokol kesehatan, ungkap Erfan Junaidi yang familiar disapa Gus Erfan. Lebih lanjut dikatakan, Giat ini sebagai aksi nyata pengamalan sila sila yang terkandung dalam Pancasila.

Melalui insentif suntikan modal serta pelatihan kewirausahaan bagi pelaku UMKM, khususnya usaha warung kopi diharapkan terbangun jejaring kegiatan ekonomi produktif. Kopi itu murah, tapi menjadi medium silaturahim yang ampuh serta tidak jarang di dalamnya terdapat perbincangan berbobot yang akhirnya menjadi tidak murahan, candanya sambil menyeruput kopi.

Sementara itu, Ali Murtadho menuturkan bahwa di tengah situasi Pandemi Covid 19, sektor UMKM diharapkan tetap eksis dan bisa menjadi pengungkit bangkitnya kegiatan ekonomi masyarakat, baik di tingkat daerah bahkan nasional.

Adaptasi dan sinergi semua pemangku kepentingan dengan gotong royong mutlak diperlukan, tidak bisa bergerak dan berjalan sendiri.

Di hubungi lewat saluran seluler, H. Muhamad Nur Purnamasidi DPR RI Komisi X Fraksi Partai Golkar Dapil Jatim IV Jember Lumajang menjelaskan komitmennya untuk secara bersama elemen masyarakat bahu membahu, bergandeng tangan menumbuhkembangkan kegiatan sektor ekonomi produktif UMKM.

Usaha warung kopi menjadi salah satu pilihan karena Jember memiliki potensi yang luar biasa sebagai penghasil /produsen kopi berkualitas tinggi dan sangat kompetitif baik rasa maupun varian jenisnya. Bahkan pusat penelitian Kopi dan kakao nasional ada di Jember.

Menjamurnya berbagai tempat ngopi dari kota hingga pelosok desa menjadi indikasi nyata usaha ini tidak akan lekang “dimakan” usia. Tua muda laki perempuan dari berbagai usia serta kalangan masyarakat seolah sudah menjadikan kegiatan ngopi sebagai bagian tradisi dalam keseharian.

Karena itulah, secara bertahap kita membuat suatu formulasi untuk jangka panjang agar kegiatan ngopi menjadi bagian keseharian bahkan tradisi yang baik untuk membangun kegiatan ekonomi produktif, membincang berbagai permasalahan dengan santai tapi berbobot.

Saya yakin, akan tercipta bangunan sinergi yang kokoh di antara warga masyarakat untuk tetap kreatif, penuh optimisme di tengah situasi Covid. Dari warung kopi, ke depannya diharapkan bisa terbangun Pemerataan akses menjadi Smart village (Desa Pintar). Pungkasnya penuh keyakinan. Om Lyan