Nganjuk.MenaraMadinah.Com, Kecintaan pada dunia edukasi dan Sejarah memotivasi Eko Jarwanto,M.Pd yang berprofesi sebagai Guru Sejarah di SMA Assa’addah Bungah Gresik untuk terus berkarya menulis buku Sejarah.
Pria berputra dua ( Ahmad Syahdan Maulidurrohman dan Muhammad Arya Syailendra ) kelahiran Desa Petak, Bagor, Nganjuk 8 Oktober 1986 ini telah menyelesaikan penulisan buku berjudul ” Ngandjoek Dalam Lintasan Sejarah Nusantara ” pada Maret 2021 lalu.
“Buku yang saya tulis ini merupakan kado untuk
Hari Jadi Nganjuk Ke-1084 “, ujar suami dari Fahimatul Anis saat dikunjungi jurnalis media online ini ketika mudik di kampung halamannya Petak, Bagor (21/5/2021).
Jauh sebelum menulis “Ngandjoek Dalam Lintasan Sejarah Nusantara” , alumni Pasca- Sarjana Pendidikan IPS UNESA ( 2011- 2013 ) tersebut ternyata telah pula memiliki banyak karya buku Sejarah seperti ” Merajut Sejarah”( Kumpulan Naskah Essai dan KTI Terbaik), ” Gresik : Mutiara Pulau Jawa”, “Gresik: Kajian Sejarah Sosial dan Ekonomi Abad 14- 18 Masehi “, Gresik Punya Sejarah : Peran Gresik Dalam Lintasan Sejarah Nusantara ) , Jejak Sejarah dan Budaya Desa Kisik ” , Sejarah Cikal Bakal Desa Suci dan Budaya Rebo Wekasan , dan masih banyak lainnya.
Prestasi Eko Jarwanto, M.Pd sebagai seorang Guru Sejarah juga sangatlah membanggakan.Alumni SMAN 3 Nganjuk 2005 ini telah meraih lebih dari 14 Penghargaan Nasional , 19 Penghargaan Provinsi Jawa Timur , dan 3 penghargaan tingkat Kabupaten / Kota Gresik.
Dalam bidang organisasi profesi dan sosial, Eko Jarwanto, S.Pd mempunyai peran signifikan yaitu menjabat sebagai Ketua Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya ,” Bhumi Pantura” , Pengurus Pusat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Divisi Penelitian dan Pengembangan serta pengurus MGMP Sejarah Provinsi Jawa Timur.
Buku “Ngandjoek Dalam Lintasan Sejarah Nusantara” yang merupakan karya terbaru lulusan SMPN 1 Bagor tahun 2002 tersebut mengangkat topik- topik kontroversial mengenai Sejarah yang ada di Nganjuk.
Beberapa kontroversi Sejarah Nganjuk yang diungkap yakni terkait dengan makna penyebutan kata Nganjuk ,angka tahun masa pemerintahan Bupati Berbek Kanjeng Jimat ( Sosro Kusumo) , peristiwa “Boyongan” dari Berbek ke Nganjuk , dan penyebutan secara resmi nama pemerintahan Nganjuk.
“Dalam menyikapi beberapa peristiwa Sejarah yang kontroversial , maka perlu disikapi dengan jernih dan dikedepankan sikap keilmuan dengan bukti- bukti Sejarah yang sahih. Untuk hal ini, bukti Sejarah menjadi acuannya , bukan berdasarkan dugaan atau prediksi semata.
Banyaknya kontroversi Sejarah merupakan keragaman sudut pandang dalam menyikapi suatu peristiwa yang tetap harus dihargai dan juga perlu untuk dikritisi”,pungkasnya.@Bro-J