Cak Firman ditendang dari banyak grup penyebar hoax

 

Surabaya-menaramadinah.com Pegiat media sosial Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman mengaku ditendang dari beberapa grup WA tokoh masyarakat yang suka sebar hoax. Ironisnya mereka marah kalau diluruskan, mereka yakin hoax yang mereka share itu sebuah kebenaran dan siapa yang meluruskan langsung dituding PKI, Syiah, antek Cina, budak Israel, Dajjal dan sederetan gelar serem lainnya.

“Saya sering diundang ke grup-grup WA yang berisi para tokoh masyarakat, namun astaghfirullah, kerjaannya 24 jam hanya share hoax, dan mereka marah ketika info yang mereka share itu saya luruskan dengan berita klarifikasi, mereka anggap saya yang hoax dan mereka yang benar. Orang yang meluruskan disinformasi tersebut malah dicaci-maki dan divonis PKI, Syiah, Dajjal dan seabreg tuduhan serem lainnya” tutur Bendum PW IKA PMII Jatim ini.

Ironisnya tokoh yang suka sebar hoax tersebut bukan orang sembarangan, setau Cak Firman mereka merupakan orang yang sholeh secara ritual, rajin sholat jamaah, rajin naik haji, rajin berdakwah dan sebagainya, namun eman sekali kesalehan ritual tersebut tidak berbanding lurus dengan kesalehan sosial termasuk didalamnya kesalehan digital.

“Netizen yang suka sebar hoax tersebut bukan orang sembarangan. Di alam nyata mereka merupakan tokoh berpengaruh dan dihormati. Secara ritual mereka sangat saleh, rajin sholat jamaah, rajin naik haji dan sebagainya, namun sayang kesalehan ritual tersebut tidak berbanding lurus dengan kesalehan sosial yang tentu saja termasuk kesalehan digital didalamnya” lanjut Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jawa Timur ini.

Menurut Cak Firman, Hoax yang mereka sebar tiada henti antara lain :
1). Video orang cina diangkat jadi polisi Indonesia, padahal itu orang Manado yang memang rata-rata mirip Cina;
2). Video polisi wajib berbahasa Cina, padahal itu ujian siswa Sekolah Bahasa (Sebasa) Polri, sebetulnya ada lima bahasa asing yang diujikan namun oleh pabrik hoax hanya dipotong yang berbahasa cina;
3). Hoax tentang ledakan kasus Covid di Jawa Timur;
4). Hoax tentang seluruh santri sebuah pesantren diserang epilepsi setelah disuntik vaksin Covid-19, padahal itu video lawas tidak ada kaitannya dengan Covid-19;
5). Hoax Anak kecil digorok oleh Tentara Israel;
6). Hoax foto ratusan jenazah muslim uighur korban pembantaian oleh Tentara Cina, padahal itu aslinya foto korban gempa bumi Nepal beberapa tahun silam;
7). Hoax Video pidato Netanyahu akan bunuh muslim dengan vaksin;
8). Hoax Cina pemberi utang terbanyak ke Indonesia;
9). Hoax Arab Saudi galang kekuatan internasional lawan Israel tanpa melibatkan Indonesia dan Iran;
10). Hoax foto Jokowi sedang makan babi panggang;
11). Hoax Mahfud MD keturunan Ario Omongkoro;
12). Hoax Kyai Said Aqil Siradj keturunan PKI;
13). Hoax Kyai Said dibaptis;
14). Hoax TNI kerahkan tank untuk sekat pemudik;
15). Hoax Gus Idris Malang gugur ditembak PKI.

Dan masih banyak lagi hoax lainnya yang jauh lebih dusta dan keji.

“Beliau para tokoh mungkin lupa akan warning Rasulullah SAW bahwa fitnah itu jauh lebih keji daripada pembunuhan. Atau bisa jadi mereka anggap hoax itu bagian dari jihad, bagian dari amaliah, bagian dari ibadah. Orang yang anggap hoax berpahala jihad adalah orang yang meyakini bahwa Indonesia ini darul harb, negara kafir, dan hanya penganut ideologi maut Daulah-Khilafahisme yang anggap negeri ini sebagai Darul Harb” lanjut Korwil Sahabat Mahfud MD Jawa Timur ini.

Apa saja grup WA yang didalamnya berisi hoax secara masif? Cak Firman mengaku sudah lupa nama grupnya karena jumlahnya lumayan banyak, tapi diantaranya ya grup WA Ormas tertentu, grup WA ikatan kedaerahan dan sebagainya.

“Grup-grup WA yang isinya penuh hoax tersebut banyak sekali, saya sampai lupa namanya, tiba-tiba saya ditendang begitu saja atau saya kadang keluar sendiri karena diusir oleh seluruh member grup, saya disuruh keluar kalau tidak kerasan di grup. Aneh, hoax dianggap sebagai tuntunan hidup dan penentangnya harus pergi dari grup. Ada grup ikatan kedaerahan, grup ormas tertentu dan lain-lain” beber Keponakan Mahfud MD ini.

Cak Firman berharap seluruh tokoh masyarakat menyadari bahwa sejarah dunia telah menunjukkan perang besar, pertumpahan darah skala besar yang melibatkan banyak negara, termasuk diantaranya Perang Dunia II itu terjadi karena dipicu oleh hoax. Mari bantu pemerintah untuk menyelamatkan NKRI ini dari kebinasaan akibat hoax. Hentikan sebar hoax sana-sini” pungkas anggota Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) HKTI Jatim ini. FSA