Saatnya Petani Beralih ke Pupuk Organik

Blitar -Menara Madinah.com. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar petani menanam tanaman pangan dan holtikultura. Tanah indonesia merupakan tanah yang subur, oleh sebab itu untuk pengolahan lahan tidak perlu effort besar sudah diperoleh hasil yang optimal.

Ibaratnya petani menebar benih, pun dibiarkan saja bisa memanen hasil. Namun dalam dunia pertanian, para petani tentu saja mengharapkan hasil yang maksimal.

Hal ini tentu saja dapat diperoleh jika dalam perawatan tanaman juga diberikan pupuk yang optimal.

Pupuk ibarat makanan bagi tanaman. Semakin tepat pupuk yang diberikan maka tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sejak tahun 70an petani Indonesia menggunakan pupuk kimia sebagi penopang pertumbuhan tanaman.

Namun, penggunaan pupuk kimia meninggalkan residu yang dapat merusak tanah. Residu pupuk kimia yang menumpuk menyebabkan mikroorganisme dekomposer tidak dapat hidup di tanah sehingga merusak agregat dan hara tanah.

Hal ini tentu saja memberikan dampak buruk bagi tanaman dan lingkungan berkelanjutan. Karena itu, kini sudah saatnya petani Indonesia beralih ke pupuk Organik. Apa itu pupuk organik?

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan biotik seperti kotoran hewan, kompos dan sisa tanaman yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga dapat diaplikasikan dengan mudah. Penggunaan pupuk organik tentu saja sangat menguntungkan.

Karena mengandung bahan organik, pupuk ini dapat meningkatkan struktur tanah dan kemampuan kerja tanah. Selain itu, pupuk organik juga dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dekomposer sehingga residu dari penggunaan pupuk kimia sebelumnya dapat terurai.

Secara keseluruhan, pupuk organik tidak hanya mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, juga mampu memperbaiki tanah. Pupuk organik yang beredar saat ini terdapat 2 jenis, yaitu pupuk organik cair dan pupuk organik padat. Perbedaan dari keduanya adalah pada pupuk organik cair, aplikasinya mudah. Kandungan Hara pada pupuk cair sudah berbentuk ion-ionya sehingga hara dapat langsung terserap oleh akar tanpa menunggu pupuk terurai lebih dahulu. Namun, aplikasi pupuk cair juga terdapat kelemahan karena pupuk cair mudah menguap sehingga untuk beberapa hari kedepan tanaman sudah tidak mempunyai cadangan makanan. Penggunaan pupuk organik padat juga memberikan kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya adalah pupuk tidak langsung diserap oleh tanaman sehingga tanaman mempunyai cadangan makanan.

Sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan waktu lama hara dapat terurai oleh dekomposer. Oleh sebab itu, PT Bioglobal Indonesia memberikan solusi tepat bagi para petani yang beralih menggunakan pupuk Organik.

Pupuk Organik yang diberi merk “Raja Tani Makmur” dibuat dalam bentuk briket yang tersusun dari 30% Hara makro, 50% pupuk organik cair dan sisanya adalah media pupuk.

Pupuk ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah lebih irit dalam pemakaian, ion-ion hara sudah diikat oleh media pupuk sehingga pupuk tidak mudah menguap dan dapat menyuburkan tanah.

Menurut Pak Agus selaku pencipta pupuk organik Radja Tani Makmur, penggunaan pupuk ini sudah mengandung Hara makro mikro lengkap sehingga tidak perlu lagi tambahan pupuk apapun.

Selain itu, pada kemasannya juga diberikan hormon penunjang pertumbuhan buah yang sudah tidak perlu dicampur dengan bahan-bahan pestisida lain.
Zulaikha yang merupakan lulusan kimia juga berpendapat bahwa persentase Hara makro mikro lengkap pada paket pupuk Radja Tani Makmur sudah mampu mencukupi pertumbuhan tanaman sampai tanaman siap panen.

Di tempat terpisah Moch Agus SE, MM ketua pembina Aspeporin Jawa Timur yang bergerak dalam budi daya tanaman porang ketika di temui awak media menara madinah sangat mendukung kehadiran pupuk radja tani makmur.

MG jurnalis citizen MM. Com