Dari Penyintas Menjadi Penyelamat

Jakarta- menaramadinah.com-From Survivor to Savior. Dari Penyintas menjadi Penyelamat. Demikian kalimat yang terpampang di ruang donor darah plasma konvalensen lt 2 PMI DKI Jakarta n Jl Kramat Raya. Jakarta Pusat .

Makna dari kalimat itu, menurut Bayu Herdayana Suryadiredja, S.Pd salah satu anggota Pengurus PMI DKI Jakarta adalah sebuah ajakan kepada masyarakat di seluruh Indonesia yang sudah sembuh dari COVID-19 untuk mendonorkan darahnya.” Mari donorkan plasma darah untuk mendukung pasien lain yang sedang dalam proses penyembuhan,” ujarnya, Sabtu (10/3/2021).
Sebab, Donor plasma konvalesen merupakan upaya yang mulia sekaligus bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas kesembuhan yang diberikan-Nya.

Saat ini terapi tersebut sudah bisa diakses masyarakat melalui Palang Merah Indonesia (PMI). PMI pun membuka bagi masyarakat yang ingin menjadi donor. PMI menentukan syarat pendonor, adalah diutamakan laki-laki, dan bagi wanita belum pernah hamil dan juga belum memiliki anak.

Terapi plasma konvalesen berpijak pada pemahaman bahwa seorang penyintas infeksi, setelah sembuh akan membentuk antibodi dalam tubuhnya.

Secara sederhana, terapi plasma konvalesen bisa dipahami sebagai transfer antibodi antara penyintas suatu infeksi kepada orang yang sedang menghadapi infeksi.
Terapi plasma konvalesen diberikan dengan cara mengambil plasma darah yang mengandung antibodi dari donor, kemudian ditransfusikan kepada pasien yang membutuhkan.

Mengenai metode transfusi darah, dijelaskan bahwa ada pemahaman yang harus diketahui oleh masyarakat tentang metode ini. “Kalau dulu orang tahunya ada darah yang diberikan seorang donor kepada pasien. Sekarang pemahaman transfusi darah itu adalah transfusi produk darah,” kata dia.

Terapi untuk sementara di yakini dapat mencegah perkembangan gejala yang lebih parah. Terapi plasma konvalesen adalah penggunaan plasma darah yang mengandung antibodi dari orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19, sebagai pengobatan pasien Covid-19.
Penelitian menyatakan pasien yang diberikan plasma konvalesen dengan titer antibodi Sars Cov-2 yang tinggi, dalam kurun waktu 72 jam berikutnya akan menunjukkan adanya penurunan risiko pasien mengalami gangguan pernapasan. (Gus)