Oleh : Yahya Aziz.
Rasulullah bersabda :
إنما بعثت لاثمم مكارم الأخلاق
“Aku diutus di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak”
Hadits di atas pendek singkat padat mencakup seluruh aspek kehidupan. Solusi problem kehidupan adalah akhlak. Masalah ekonomi kalau yang dikedepankan AKHLAQ, maka tidak ada praktek riba. Masalah kemanusiaan kalau landasannya AKHLAQ maka tidak ada saling fitnah dan caci maki. Masalah pendidikan kalau benar benar sumbernya AKHLAQUL KARIMAH maka tidak ada bocor soal, jual beli nilai, suap menyuap jabatan kepala sekolah dan siswa tidak akan pernah membunuh gurunya.
Bangsa Indonesia sudah mengalami krisis akhlaq. Banyak sarjana hilang tanggung jawab keilmuannya “MASULIYATUL ILMI”, ilmunya hanya di otak, hatinya belum berilmu. Maka lembaga pendidikan kita hanya melahirkan orang PINTER tapi gak BENAR, begitu pendapat dari KH. Hasyim Muzadi dalam pidato reuni 90 tahun PMDG.
Sarjana hukum banyak, tapi sarjana hukum yang dihukum juga banyak. Ada polisi tapi disidik, ada jaksa tapi dituntut, ada hansip ditangkap dan ada satpam tapi diamankan.
Menarik mutiara hikmah KH. Hasan Abdullah Sahal pimpinan Gontor :
“Banyak orang bertitel tapi tidak berkualitas
Banyak orang berkualitas tapi tidak bertitel
Jadilah orang yang bertitel dan berkualitas”
Saya yakin maksud berkualitas itu adalah kualitas ILMU, IMAN dan AMAL SHOLIH.
Semakin tinggi gelar seseorang seharusnya semakin tinggi pula ilmu, iman dan amal sholihnya.
Jika Anda sarjana S 1, maka kualitas ibadah dan keikhlasan Anda juga setara S 1. Apalagi juga Anda bergelar S 2 apalagi S 3. Maka kualitas Akhlaq, ibadah dan keikhlasan lebih meningkat. Semoga…
Tanda Tanda Tanggung Jawab Keilmuan :
1. Semakin tinggi gelar seseorang semakin tawadlu’ terhadap sesama.
2. Semakin tinggi gelar seseorang semakin tinggi pula akhlak prilakunya.
3. Semakin tinggi gelar seseorang semakin tinggi pula kadar keikhlasannya.
4. Semakin tinggi gelar seseorang semakin banyak dzikir kepada Dzat yang punya ilmu.
5. Semakin tinggi gelar seseorang semakin takut untuk berbuat maksiat.
6. Semakin tinggi gelar seseorang semakin takut berbuat dosa dan merasa diawasi Allah swt.
7. Semakin tinggi gelar seseorang semakin tinggi pula selalu mencari hidayah Allah swt.
8. Semakin tinggi gelar seseorang semakin tinggi pula tahu karakter orang dan kalau bicara mudah dipahami lawan bicaranya.
9. Semakin tinggi gelar seseorang, maka tidak mudah untuk menyalahkan orang lain. Dan punya rasa malu mencaci menghina terhadap sesama.
10. Semakin tinggi gelar seseorang, semakin bermanfaat ilmunya di masyarakat.
Kesepuluh ( 10 ) poin di atas, inilah terjemahan dari hadits nabi :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
من أزداد علما ولم يزدد هدى لم يزدد من الله إلا بعدا
“Siapa yang bertambah ilmunya namun hidayah tidak berrtambah kepadanya maka ia akan semakin jauh dari Allah”
اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع
“Wahai Allah aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat”
Allah akbar, semoga anak anak kita yang belajar di madrasah dan bumi pesantren jauh lebih baik dari orang tuanya.
Tulisan sederhana, semoga manfaat aja.
( Silaturahmi Guru Guru Madrasah di rumah)
# Penulis Menara Madinah dan Buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan#