Surabaya -menaramadinah.com- Beragam cara dilakukan oleh kader ansor agar tetap produktif di tengah pandemi. Salah satunya seperti yang dilakukan ansoruna business school PW GP Ansor Jawa Timur yang melaunching warung kopi binaan berbasis literasi. Warkop bernama 489 yang berlokasi di jalan dukuh menanggal nomor 41 Surabaya ini dilaunching pada tanggal 4 Maret 2021 oleh ketua ansoruna business school jawa timur, Musaffa’ Safril.
Hasan Basri, pengelola warkop 489 yang juga pengurus ansoruna business school jawa timur mengatakan, nama warkop 489 menukil dari perkataan Sayyid Syekh Ahmad at-Tijaniy yang menjelaskan keutamaan membaca shalawat Fatih dengan bilangan 489 yakni, Siapa yang membaca sholawat fatih pagi dan sore hari sebanyak 489 kali, niscaya ia mendapat futuhat (terbukanya kebaikan) dunia akhirat.
“jadi nama 489 ini dalam rangka tawassul pada salafusshalih,” ungkap Hasan.
Selain sebagai sarana kongkow, diharapkan warkop ini bisa difungsikan sebagai wahana literasi para pengunjungnya yang rata-rata para mahasiswa. “Kami berharap adanya warkop ini bisa sekaligus menjadi sarana literasi dan bertukar ide para pengunjung dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan,” tambah Hasan.
Di Surabaya, nongkrong di warung kopi (warkop) telah menjadi budaya masyarakat. Warkop telah menjadi pusaran dari segala geliat kegiatan masyarakat dari segala macam profesi, selain itu, warkop juga telah menjadi tempat rehat yang bagus dari segala rutinitas yang tidak kunjung putus sembari bercengkarama, berdikusi, dan tempat menumpahkan segala keluh kesah dari permasalahan pribadi maupun tempat kerja. Tentu yang lebih utama lagi di tempat ini para pengunjung dapat terus menjaga silaturahmi di tengah kesibukan masing-masing.
Dalam sambutannya, Wakil ketua PW Ansor Jawa Timur bidang perekonomian, koperasi dan pengembangan UKM yang juga koordonator ansoruna business school, Musaffa’ Safril memberi apresiasi dan dukungan atas dibukanya Warkop berbasis literasi ini dan berharap ini menjadi dalah satu alternatif bisnis ditengah pandemi.
“Warkop menjadi pangkalan dari segala aktivitas. Termasuk dalam hal berliterasi. Ruang berliterasi sekarang ini bukan lagi sebagai aktivitas baca tulis yang dilakukan terbatas di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, atau perpustakaan umum, lebih dari itu semoga ikhtiar usaha ini dapat menjadi bagian dari upaya bangkit dari keterpurukan ditengah pandemi yang belum usai,” pungkas Safril.
Husnu Mufid