Hama Tikus vs Ayam Goreng [ Dialog Kyai Dengan Tokoh PKI ]

Oleh : Yahya Aziz
Kisah dialog menarik antara Kyai yang diwakili oleh KH. Saifuddin Zuhri dan DN. Aidit tokoh Partai Komunis Indonesia terjadi pada zaman Bung Karno.
Suatu waktu Bung Karno memimpin sidang DPA ( Dewan Pertimbangan Agung) yang diantaranya membahas HAMA TIKUS. Memang pada waktu itu sawah sawah di seluruh Indonesia dari sabang merauke diserang masa paceklik hama tikus.
Dalam sidang waktu itu KH. Saifuddin Zuhri menjabat sebagai Menteri Agama ikut hadir dan tokoh PKI yang kebetulan duduk agak dekat dengan KH. Saifudin.
Tiba tiba saja di tengah sidang Aidit (tokoh PKI) dengan sengaja melancarkan pertanyaan dengan sindiran untuk mengejek hukum islam yang mengharamkan daging tikus.
“Saudara ketua, paduka yang mulai, baiklah kiranya ditanyakan kepada Menteri Agama yang duduk di sebelah kanan saya ini.
Bagaimana hukumnya menurut agama islam memakan daging tikus ?, ujar Aidit.
KH. Saifuddin Zuhri merasa ditantang dengan sindiran beraroma penghinaan itu. Tentunya Aidit paham betul jawaban dari apa yang ia tanyakan tersebut. Tetapi Aidit dengan sengaja mendemonstrasikan antipatinya terhadap islam.
KH. Saifudin Zuhri pun lantas menjawab dengan tak kalah cerdiknya, beliau juga ahli ilmu mantiq ( logika).
“Saudara ketua, paduka yang mulia, tolong beritahukan kepada si penanya di sebelah kiriku ini, bahwa aku ini sedang berjuang agar rakyat mampu makan AYAM GORENG, karena itu jangan dibelokkan untuk makan DAGING TIKUS. ”
Tentu saja jawaban yang diberikan KH. Saifuddin Zuhri mengundang gelak tawa seluruh hadirin, termasuk Bung Karno (wk…. wk… wk) yang memimpin sidang DPA. Bisa dibayangkan bagaimana wajah malu Aidit di waktu itu.
Kisah di atas ada di buku “Para Kyai Pejuang Kemerdekaan” hal 145-150. Jika KH. saifuddin Zuhri adalah menteri agama ke 9 di zaman Bung Karno, maka putranya saat ini Luqman Hakim Saifudin adalah Menteri Agama ke 22 saat ini.
Kita tunggu tulisan episode berikutnya sejarah SENJATA BAMBU RUNCING.
Semoga manfaat aja….
#Penulis Menara Madinah com Dan Buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan#