Daerah sekitar Terminal Bungurasih. Kini masuk wilayah kabupaten Sidoarjo. Dulunya tidak seramai sekarang. Tapi berawarawa. Bagaimana kisahnya ? Berikut ini laporan Firman Hidayat pecinta makam bernilai sejarah :
Awal mulanya Desa Bungurasih berawarawa. Masuk wilayah Kadipaten Surabaya. Kemudian dibabat oleh Mbah Bungo menjadi sebuah desa yang Asri. Bahkan terkenal ke Asriannya.
Mbah Bungo sendiri berasal dari Bima Nusa Tenggara Barat. Beliau datang ke Desa Bungurasih Surabaya lewat pelabuhan Gresik. Tanah yang berawarawa itu disulap menjadi desa yang subur dan asri. Sehingga penduduknya menamai Desa Bungo Asri. Orang sekarang menyebut Bungurasih.
Nama tersebut perpaduan antara nama Ki Ageng Bungo dan Asrinya desa yang dibangu orang dari Bina Nusa Tenggara Barat.
Tidak lama kemudian Datuk Ibrahim Jaelani dari Bagdad singgah di Bima selama sekian tahun. Setelah terjadi kekacauan di kerajaan Bima. Melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Tiba di Surabaya singgah di desa Bungurasih. Karena desanya nyaman dan asri. Lagipula ada penguasanya berasal dari Bima NTB yaitu Ki Ageng Bungo.
Kedatangan Syekh Jaelani disambut dengan ramah oleh Ki Ageng Bungo. Beliau datang dan menceritakan situasi kerajaan Bima.
Cerita itulah, membuat hati Ki Ageng Bungo terharu dan mempersilahkan Syekh Ibrahhim Jaelani menetap selamanya di Desa Bungurasih.
Rakyat Desa Bungurasih memanggilnya dengan julukan Mbah Jenggot. Karena berjenggot lebat. Berpenampilan dan berpakaian seperti orang Arab, bersurban.
Di Desa Bungurasih inilah Syekh Ibrahim Jaelani menyebarkan agama Islah dengan bijaksana. Juga
bersama Mbah Bungu atau Ki Ageng Bungo membangun desa bernama Bungur Asri itu. Yang kemudian masyarakat desa menyebut dengan kalimat Bungurasih.
Syekh Ibrahim Jaelani yang dulunya saat di Bima NTB sebagai penasehat Raja Bima. Kemudian di desa Bungur Asri bersama Ki Ageng Bungo menyebarkan agama Islam hingga akhir hayat.
Beliau dimakamkan di Kelurahan Bungurasih Kecamatan Waru Sidoarjo. Didekat Terminal Bungurasih perbatasan Surabaya dan Sidoarjo. 300 M dari Terminal Bungurasih.
Disini tidak punya keturunan. Waktu datang sudah tua. Datang masa zaman awal Mataram. Kini lokasinya masuk Tanah Kas Desa. Husnu Mufid