Haul & Lailatul Ijtima’ PRNU Paciran

Lamongan : menaramadinah.com : Pengurus Ranting NU Paciran, Lamongan (26/2) menggelar Lailatul Ijtima’ & Haul Ke-3 Alm. KH. A. Suhamdi Rowi. Acara malam yang cerah itu digelar di Masjid Al-Firdaus, Kompleks Ponpes Darus Salam Paciran. Acara diikuti oleh sekitar lima ratusan Nadliyin-Nahdliyat.

Acara diawali dengan ritual bersama sholat ghaib dan sholat tasbih yang diimami oleh KH. Abdul Ghoni (Rais Syuriyah MWC NU Paciran), kemudian dilanjutkan tahlilan yang dipimpin Gus Hamam & Gus Fauzi.

Pasca doa bersama, acara dilanjutkan dengan acara seremonial yang diisi sambutan H. Abdullah Ma’shum (Ketua Tanfidziyah PRNU Paciran), dalam sambutan singkatnya disampaikan apresiasi beliau kepada Nahdliyin-Nahdliyat yang antusias menghadiri acara malam itu. Lebih lanjut juga menyampaikan kekagumannya terkait perkembangan pembangunan masjid di ponpes itu.
Acara malam itu dilanjutkan mauidloh hasanah oleh KH. Abdul Majid, Sekaran (Mantan Rais Syuriyah PCNU Lamongan).

Kyai Majid berharap agar Nahdliyin-Nahdliyat tetap mematuhi protokol kesehatan untuk cegah Covid-19. Beliau juga menyampaikan keprihatinan atas wafatnya 350 kyai/ulama terinfeksi corona. Bahkan beliau pernah konsultasi kepada seorang Kyai Ahli Kasaf asal Rengel, Tuban bahwa wabah corona akan melanda dunia selama 4 tahun, sehingga kita tetap harus waspada terhadap pandemi ini.

Lebih lanjut, Kyai Majid menyampaikan bahwa sholawat nabi saat ini telah semakin dicintai oleh ummat Islam berkat peran seniman religi seperti Habib Syeikh Abdul Qodir Assegaf. Selain itu, berkat karomah sholawat nabi.

Bahkan kalau dikaji dari kitab fikih karya KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) juga menyerukan gemar membaca sholawat nabi pada malam Jum’at. Di tengah Kyai Majid berceramah juga berseloroh bahwa resep tetap terlihat awet muda adalah menikahlah dengan gadis muda.

Sontak hal itu, semakin jadikan Nahdliyin-Nahdliyat bertanya-tanya dengan teman yang ada di sebelahnya. Lantas Kyai Majid kembali menyampaikan bahwa kualitas generasi manusia sangat dipengaruhi sosok ibunya.

Hal itu terbukti dengan lahirnya sosok Nabi Muhammad SAW. dari rahim suci seorang gadis desa (Siti Aminah). Lebih lanjut, Kyai Majid menyampaikan kisah sulitnya Abdul Muthollib (kakek Nabi Muhammad SAW) ketika mencari keberadaan sumur zamzam yang telah lama hilang. Akhirnya, Abdul Muthollib bernadzar kepada Allah SWT.

Bahwa apabila sumur zamzam ditemukan lagi, maka beliau akan mengorbankan salah-satu anaknya yang berjumlah 10. Ketika hajatnya terkabul, Abdul Muthollib mengundi kesepuluh anaknya yang akan dikorbankan.

Terpilihlah nama Abdullah (ayah Nabi Muhammad SAW) meski telah diundi sebanyak tiga kali. Abdul Muthollib semakin gundah karena Abdullah merupakan anak kesangannya. Lalu, Abdul Muthollib konsultasi kepada Waroqoh bin Naufal. Dan mendapat jalan lain yaitu Abdul Muthollib harus berkorban 100 ekor unta. Selamatlah sosok Abdullah.

Menjelang akhir tausiyahnya, Kyai Majid menyampaikan tentang fadhilah sholawat nabi, diantaranya sholawat jibril yang diwirid 1000x berkhasiat memanjangkan usia pengamalnya. Diakhir tausiyahnya, Kyai Majid menutupnya dengan doa. (Ried).