Samsuddin Adlawi Sang Kreator Destinasi Wisata Banyuwangi

Dialah Samsuddin Adlawi, 1970. Sosok produktif ini asli kelahiran Muncar, Banyuwangi. Pribadi yang rendah hati ini menyimpan potensi yang dahsyat khususnya dalam hal tulis menulis, sastra dan budaya.

Produk tulisan sastra beliau sudah beredar dalam bentuk buku. Khazanah Radar Banyuwangi senantiasa diwarnai tulisan beliau bertajuk ‘Man Nahnu’ pada halaman depan yang banyak berbicara tentang hal-hal yang lagi trend, viral dan yang dikemas dalam bahasa yang enak dibaca. Maklumlah memang beliau style seorang jurnalis tulen yang digenapi talenta seorang semiman-budayawan.

Sang Kreator pantas sekali untuk julukan tokoh yang satu. Hampir tahap-tahap perkembangan Banyuwangi era 2000an tidak jauh dari keterlibatan tangan dingin tokoh berambut gondrong ini. Banyuwangi Sun Rise of Java, Banyuwangi Tour De Ijen, Syariah Beach, Banyuwangi Etno Carnival, B-Fest dll tidak jauh dari ide gres tokoh inspiratif Udin.

Penulis buku puisi Jaran Goyang 2009 ini menjadi motivator dan sumber inspirasi pembangunan seni dan sosial budaya Banyuwangi. Kesanggupan tokoh suka tampil soft ini terbukti dengan kesediaannya diangkat sebagai ketua Dewan Kesenian Banyuwangi.

Banyuwangi butuh para peduli untuk menutupi kekurangan pemerintah dalam melayani masyarakat. Lewat kesadaran sosial, terbentuk Badan Zakat di Banyuwangi. Entah sudah berapa yang dientaskan dari kesulitan ekonomi warga Banyuwangi lewat program Baznas yang dimanajeri oleh Pak Udin.

Wujud Banyuwangi Kabupaten Welas Asih yang dikuatkan dengan beasiswa Banyuwangi Cerdas, SAS, Garda Ampuh bagian dari ide sang Kreator ini. Radar Banyuwangi mitra kerja dalam membangun kualitas pendidikan.

Lewat lomba-lomba sejenis eksplorasi bakat minat siswa berbasis literasi, Radar Banyuwangi yang dipimpin banyak memberikan andil. Tarian kolosal Gandrung Sewu, 10.000 Kopi Kemiren, Festival Jajanan Pasar sampai pada tembang klasik gandrung Temu dikolaborasi dengan music jazz divokali Raisa meninggalkan kesan menghidupkan ghairah seni dan budaya tradisional usang menjadi viral.

Pujian tulus ikhlas saya kepada seorang penulis Buku Selingkar Pedang Jalan Pulang ini tidak lain dari bentuk apresiasi atas produktivitas dari perbuatan kerja nalar otak kanan beliau yang selalu disebut-sebut Bupati Anas sebagai mitra Pemkab mendongkrak reputasi dan prestasi Banyuwangi di forum nasional bahkan internasional.
Samsuddin Adlawi, diakui oleh beberapa tokoh lokal nasional sebagai motivator pengembangan sastra modern Indonesia di Banyuwangi. Namun karakter karya-karyanya masih beraroma nilai-nilai lokal yang arif.

Itu dia, sosok pembawa perubahan. Loyalitas tanpa kompromi terhadap bumi tanah kelahiran sampai Banyuwangi berubah wajah molek jadi destinasi yang membuat decak wisatawan bukan hanya karena modal keindahan alam tetapi juga image Banyuwangi sungguh mengesankan.

Drs. Mochammad Rifai, MPd

Kolumnis MM.com