Oleh : Nining Niswati.
Sore itu, Kali Brantas mengalir cukup deras. Sampah ranting dan dedaunan turut terhanyut oleh air bercampur lumpur dari gunung karena hujan yang mengguyur seharian. Aku masih berdiri di atas Jembatan Bandar yang usang. Rintik hujan masih terasa dingin kala menetesi sekujur tubuhku.
Masih kupandangi sampah-sampah dari gunung. Masih kudengar gemuruh arusnya. Serasa makin deras. Arus Kali Brantas itu menenggelamkan gelegar di dalam dada. Rintik gerimisnya memburai mutiara bening yang menyusuri wajah Kelu. Dan, lelah perjalanan hari menjadi jawab rindu. Gerimis dan deras arus Kali Brantas ini telah menyatu.
Benar katamu, hidup ini hanyalah lalu lalang. Yang bekerja sibuk dengan pekerjaannya. Yang berkuasa Sibuk dengan kekuasaannya. Yang merasa menderita sibuk dengan penderitaannya. Yang merasa bahagia sibuk dengan kebahagiaannya. Yang tersakiti sibuk dengan lukanya. Lalu, kapan semuanya akan berjumpa? Sementara itu, gerimis dan arus Kali Brantas telah menyatu.
Kediri, 18 Desember 2020
#mamanining #makinsehatmakinbahagia
#prosalirik #kediri #tenunbandar