Deskripsi Udeng Motif Khas Tulungagung

Oleh : Agus.

Warna hitam dan putih:
Hitam dan putih atau Rwa Bhineda. Rwa artinya dua, Bhineda artinya berbeda.
Artinya sebagai dua hal berbeda dalam kehidupan yang selalu menjadi satu dan tak terpisahkan satu sama lain.

Batik Kawung:
Menggambarkan unsur kiblat papat limo pancer atau sangkan paraning dumadi. Penggambaran kekuatan empat penjuru dengan kekuatan utama ditengah. Di Tulungagung motif batik kawung terdapat di Candi Gayatri Boyolangu. Direliefkan pada Patung Gayatri dengan maksud sebagai penghormatan tertinggi kepada beliau karena keluhuran dan telah mencapai kesempurnaan hidup.

Dwarapala / Retjo pentung:
Dwarapala merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu dwara (Dvāra) yang berarti pintu dan pala (Pāla) yang berarti penjaga. Jadi Dwarapala berarti penjaga pintu masuk. Penempatan patung drawapala di empat penjuru pintu masuk Kota Tulungagung dimaksudkan sebagai penanda memasuki kawasan yang sakral atau kawasan dengan peradaban yang sangat tua yang wajib dijaga dan dihormati . Di Tulungagung temuan terbanyak dan tersimpan di Museum adalah Patung Drawapala.

Aksara jawa:
Menggambarkan keterikatan sejarah Kabupaten tulungagung dengan Kerajaan Mataram Islam.

Surya majapahit: Menggambarkan keterikatan Bumi Tulungagung dengan kerajaan Majapahit dengan bukti keberadaan Candi Dadi bersudut Sembilan dan tanpa tangga. Penjabaran Lambang Surya Majapahit ( Batara Nawa Sanga atau Dewa penjaga Sembilan penjuru arah mata angin )

Bumi agung:
Bumi dengan peradaban yang sangat tua. Manusia purba tertua di dunia ada di Tulungagung.

Waskitha:
Bumi atau tempat yang banyak dijadikan aktifitas spiritual dan pembelajaran sejak jaman kerajaan, dengan bukti banyaknya Candi, goa dan pertapaan yang menggambarkan aktifitas spiritual, aktifitas budaya dan pembelajaran dibanyak tempat

Mukti:
Bumi tempat yang sering dikunjungi pemimpin, para ksatria atau kaum Bangsawan dalam mencari dan menggapai kamukten serta meminta perlindungan atau pertolongan.

Kesimpulan:
Bumi agung waskitha mukti adalah : Bumi dengan peradabannya yang sangat tua, sangat sakral, banyak tempat pertapaan, pusat pendidikan, pembelajaran, sering dikunjungi Raja, Pemimpin atau ksatria dalam upaya mencari ilmu, meminta nasehat, menempa diri dalam upaya mencari kesempurnaan atau kemuliaan hidup.

Udeng atau iket kepala motif khas Tulungagung ketika dikenakan adalah wujud bhakti atau menjaga Tulungagung ( drawapala ) penghormatan tertinggi ( dipakai dikepala ), mengendalikan diri atau nafsu serta memahami ( mudeng atau mengerti ) jika berada di daerah yang luhur, suci atau daerah dengan peradaban yang tinggi.

Mohon maaf jika ada salah tulis, salah kata dan pemaknaaan.

Telaga Buret: 12 – 12 – 2020
Update Daftar yg Hadir :

1. Ketua OSIS SMA se T. Agung
2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
3. Komunitas Napak Tilas Jelajah Luhur
4. FORMASTA Unesa
5. Kakang Mbakyu T. Agung
6. Duta Generasi Berencana
7. Penasehat PMT JATIM
8. Pengurus Pusat PMT
9. Kartar Wajak
10. Pokdarwis Wajak
11. IMAGUM Univ Negeri Malang
12. IKATAMA Poltek Malang
13. Admin Jelajah T. Agung
15. Forkom Pokdarwis T. Agung
15. Ketua Dewan Kebudayaan T. Agung
16. P. Hari yuwono / Lotus garden
17. Ibu KMT KANTHI RAHAYUNINGRUM. Sanggar kabudayan jawi T. Agung
18. Dan perwakilan2 lain.