SIDOARJO – Menindaklanjuti arahan Pemkab Sidoarjo serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo tentang persiapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), SMP PGRI 1 Buduran menggelar Dialog Interaktif dan Testimoni Penanggulangan Covid-19, Senin (7/12/2020). Dengan menghadirkan narasumber Kepala Desa/Ketua Satgas Covid-19 Desa Siwalanpanji, Achmad Choiron.
Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih, S.Si, M.Pd mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian persiapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) yang akan dimulai pada bulan Januari 2021. “Selain untuk menjalin komunikasi yang baik, kami bermaksud menimba ilmu dari Tim Satgas Covid Desa Siwalanpanji. Apalagi sekolah kami berada di wilayah Desa Siwalanpanji. Apa dan bagaimana masukan untuk persiapan PTM,”katanya.
Menurutnya, menyongsong akan dimulainya PTM pada bulan Januari 2021, semuanya harus dipersiapkan dengan baik. Mengingat, kebijakan pemerintah juga sudah mengalami perubahan disesuaikan dengan perkembangan. Semula yang boleh masuk sekolah hanya yang zona hijau. Kemudian berkembang, yang boleh masuk sekolah yang zona kuning. Bahkan, perkembangan terakhir, semua zona diperbolehkan untuk masuk sekolah. “Jangan sampai terjadi cluster sekolah,”katanya.
Di awal presentasinya, Kepala Desa/Ketua Satgas Covid-19 Desa Siwalanpanji, Achmad Choiron menyampaikan testimoni true story (pengalaman nyata) pernah terpapar Covid-19. Dari mulai bergejala, terindikasi, rapid test, swab test, terpapar, diisolasi, dirawat, diobati, hingga akhirnya sembuh, serta donor plasma darah. “Ini semua menjadi pembelajaran yang berharga untuk kita semua,”katanya.
Achmad Choiron menceritakan, awalnya tenggorokan terasa sangat kering. Memasuki hari ke-5 sampai hari ke-7 mengalami sesak nafas. Saat itu belum yakin jika terkena Covid-19. Namun setelah menjalani swab test di RS Siti Hajar Sidoarjo dan hasilnya positif, barulah yakin. Setelah itu, semakin sesak nafas, dan harus dibantu dengan pasokan oksigen.
Menurutnya, ada 3 gejala yang harus diperhatikan: (1) lidah menjadi mati rasa; (2) tenggorokan terasa sangat kering; (3) mengalami gangguan pernafasan. “Kita harus percaya bahwa Covid-19 itu memang benar-benar ada. Ketika memasuki fase kritis, saat itu saya sudah membayangkan kematian. Yang bisa kita perbuat hanya doa memohon kepada Allah SWT,”ujarnya.
Selanjutnya, Kades yang juga Ketua Satgas Covid-19 Desa Siwalanpanji, Achmad Choiron memberikan masukan terkait dengan persiapan PTM. Bukan semata-mata tanggung jawab sekolah. Namun juga sesungguhnya merupakan tanggung jawab bersama, terutama orang tua masing-masing. Sebab, waktu anak-anak lebih lama di rumah dan masyarakat daripada di sekolah. “Masing-masing orang tua juga harus mengajari anaknya untuk disiplin,”tambahnya.
Disebutkan, ada beberapa yang harus diperhatikan ketika PTM. Di antaranya: sarana dan prasarana harus lengkap, pakai masker, CTPS (cuci tangan pakai sabun) dengan air mengalir atau memakai hand sanitizer, menjaga jarak aman, disiplin protokol kesehatan saat di rumah, perjalanan, dan sekolahan. Semua upaya tersebut harus didukung oleh orang tua/wali murid berupa komitmen kedisiplinan protokol kesehatan.
(Koesmoko, Humas SMP PGRI 1 Buduran)