Ojo Kagetan, Ojo Gumunan lan Ojo Dumeh

 

Surabaya- menaramadinah.com-Pemilihan Serentak Lanjutan 2020, atau yang dikenal dengan Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi covid-19 dan menguatnya posisi media sosial, hendaknya membuat para pemilih makin waspada dan tidak mudah terjebak dalam Trio Ojo.

Apa saja itu?

Pertama, Ojo Kagetan,
Kedua, Ojo Gumunan
dan Ketiga, Ojo Dumeh.

Sebab, apa yang tampak di linimasa media sosial maupun di sebagian media mainstream, seringkali bukan realitas yang sebenarnya. Namun, semua itu dikonstruksi untuk kepentingan tertentu. Sehingga, jangan langsung reaktif melakukan pembelaan atau counter terhadap sebuah isu yang muncul ke permukaan.

Dalam kondisi seperti ini filosofi Jawa penting untuk kita maknai ulang, agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Ojo kagetan, adalah filosofi Jawa yang maknanya jangan mudah kaget. Atau bermakna harus mawas diri, terhadap perubahan sekeliling dan lingkungan. Selain itu juga bermakna persiapan diri sendiri menghadapi perubahan sekeliling, tanpa harus ikut berubah.

Sementara Ojo Gumunan, kita diharapkan jangan mudah heran atau sebuah larangan agar kita tidak mudah kagum dengan perkembangan keadaan, peristiwa atau benda, yang bersifat materi dan keduniawian.

Sedangkan Ojo dumeh adalah jangan mentang-mentang atau sombong. Sebab, setinggi apapun jabatan dan status sosial kita di dunia ini, tidak ada yang abadi.

Soo, ibarat seorang pemain bola dilarang merasa menang dan sombong, sebelum wasit meniup peluit panjang, tanda pertandingan.

Macmud Suhermono