Guru Ngaji Langgar Membangun Karakter Anak Bangsa

Oleh : Yahya Aziz.


Di hari guru ini, saya ucapkan SELAMAT HARI GURU untuk seluruh guru guru kami. Guru TK-SD, guru ngaji langgar kampung, guru guru di pesantren sampai Guru guru kami di perguruan tinggi.
Di masa kecil kami, ada kesan mendalam guru ngaji langgar kampung yang mengajar anak anak kecil era 1975-1980.
Pada waktu itu belum ada listrik, bumi masih gelap. Semua desa pakai LAMPU TEPLOK ( lampu yang pakai minyak gas ), belajar ngaji Qur’an, doa’doa’, solawatan, belajar shalat dll, dimulai bakda maghrib sampai pukul 20.00.
Guru Ngaji pada waktu itu tegas wibawa, bawa rotan apabila salah dipukul, tapi kami ikhlas, tidak marah tapi justru senang berkumpul bersama sama temen di langgar.
Ada keterikatan hati Guru Ngaji dengan murid muridnya, walaupun kondisi lampu gelap. Tetapi anak anak tetap semangat belajar membaca dan menulis Al-Qur’an sampai malam.
Guru Ngaji dahulu adalah orang yang sangat sederhana sekali, paginya dia kerja di sawah malamnya mengajar ngaji. Terlihat sekali aura wajah nya bersinar. Itulah keihklasan dan kesederhanaan nya.
Ya itulah guru ngaji kita dahulu, ia adalah seorang kyai Langgar kampung sangat sederhana, pakaian biasa, tidak bersurban dan berjubah, tidak rupawan, tidak ahli ceramah, tidak punya gelar akademik, tidak banyak dikenal orang, tidak pernah tampil di Televisi, radio, koran dan tidak pernah memikirkan HONOR GAJI.
Untuk kesejahteraan guru guru ngaji, para wali murid itu urunan untuk beli minyak gas, beras, gula, bahan pokok makanan dan hasil panen perkebunan yang tiap bulan disedekahkan kepada guru ngaji hanya untuk bisa menyambung hidup keluarganya.
Yang paling saya ingat waktu di pesantren, pidato almarhum KH Imam Zarkasyi pendiri PMDG, orang besar menurut kami adalah apabila ada alumni yang mau mengajar di pelosok desa, pelosok hutan dan pelosok gunung….. ITULAH ORANG BESAR…..karena ada ruh perjuangan keihklasan hanya mengharap ridho Allah SWT.
Tahukah Anda, semua guru guru kita dahulu mempunyai jasa besar kepada kita semua, mereka lah yang membangun karakter kita pertama kali. Karakter keihklasan, keteladanan, kejujuran, perjuangan dalam kehidupan sehari-hari.
لولا المربى لما عرفت ربى،…ولولا العلماء لما عرفت الانبياء
“Seandainya bukan karena guru pembimbing ku, niscaya aku tidak akan mengenal Tuhan ku, Dan jika bukan karena ulama, niscaya aku tidak akan mengenal Nabiku”
Mereka para guru guru ngaji di pedesaan, guru guru di pedalaman adalah makhluk langka.
“Makruf Wa Masyhur Fissama Wa majhul Fil Ardhi”
“Terkenang dan terkenal di langit dan tidak dikenal di bumi”
Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2020….
Selamat berjuang para guru…. tidak ada kata lelah untuk kebaikan anak anak bangsa ini….
Semua guru adalah PAHLAWAN TANPA TANDA JASA…..
Barakallah….
Wallahu A’lam Bissowab…
“Guru Ngaji Majlis ta’lim Ibu ibu & Penulis tetap menara Madinah com dan buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan Indonesia”