iwan Ruli dan Buku Pram

Oleh : Leres Budi Santoso.

Iwan Ruli, mantan wartawan Harian Umum Karya Darma, meninggal dunia Selasa (17/11) kemarin, pk 11.20 WIB. Tidak banyak temannya yang tahu. Baru Rabu siang tadi kabar meninggalnya wartawan berpostur tinggi ini tersiar. Iwan Ruli meninggal tak berselang lama dengan meninggalnya Abdurrahman Ubaidah, juga mantan wartawan Karya Darma (terakhir Pimpinan Perusahaan Harian Bangsa).

Iwan Ruli gabung di Karya Darma tahun 94-an. Dia sebelumnya berlatar belakang akuntan (lulusan Udayana). Sebelum menjadi wartawan yang ngepos di DPRD Jatim Iwan Ruli sempat membantu di pemasaran koran yang diambil alih Jawa Pos itu.

Sebagai orang yang berlatar akuntan, ketika pertama kali bergabung di Karya Darma, penampilan arek Suroboyo ini sangat rapi. Hem putih lengan panjang dimasukkan celana yang disetrika licin. Sepatu disemir mengkilat. Tapi penampilan yang mbois itu berangsur-angsur berubah ketika Iwan diperbantukan ke redaksi dan turun ke lapangan (saya saat itu menjadi salah satu redaktur kota).

Yang menarik dari Iwan Ruli adalah kegemarannya membaca sastra dan masalah-masalah sosial. Kendati sarjana ekonomi, Iwan Ruli pada tahun 94-an mempunyai koleksi buku-buku Pramoedya Ananta Toer–tentu saja buku tetraloginya (Bumi Manusia, Rumah Kaca, Anak Semua Bangsa dan Jejak Langkah). Pada tahun-tahun itu buku-buku Pram dilarang oleh pemerintah dan menyimpannya berarti “keistimewaan” tersendiri. Ternyata Iwan Ruli sudah mengoleksi buku-buku terbitan Hasta Mitra itu sejak mahasiwa, akhir tahun 80-an.

Selain buku-buku sastra, Iwan Ruli juga rajin membeli majalah sastra Horison yang dipandegani H.B Jassin. Dia juga rajin membeli majalah Prisma terbitan LP3ES.

Meski gemar membaca karya sastra, pria berkacamata minus ini tidak tertarik menulis sastra. Dia hanya menjadi penikmat. Tapi, saya yakin, karena kegemarannya membaca itu, tulisan-tulisan Iwan Ruli tergolong cukup bagus. Boleh dibilang sudah taraf bebas editing. Belakangan beberapa kali saya meminta bantuan Iwan Ruli untuk menulis di sejumlah majalah pemerintahan yang saya kelola.

Banyak yang saya kenang dari Iwan Ruli, termasuk cerita pengalaman-pengalaman konyol selama menjadi tim auditing eksternal perusahaan besar. Dan saya akan selalu mengenangnya. Selamat jalan Cak, damailah di Alam Keabadian.

Keterangan foto: Iwan Ruli (tiga dari kanan, hem putih) bersama wartawan Surabaya.