Oleh : Muhammad Agung Setiawan
(Mahasiswa STID Muhammad Natsir)
Hampir setiap tahunnya Indonesia memperingati Hari Pahlawan untuk mengenang para pejuang Negara Kesatuan Republik Indonesia, tepatnya 10 November. Salah satu tokoh pejuang, pemersatu NKRI adalah Bapak Muhammad Natsir.
Dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim di dunia. Namun, bentuk negaraya adalah kesatuan yang berdasarkan Pancasila. Tokoh Islam, Mohammad Natsir, merupakan sosok kunci di balik terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mohammad Natsir adalah tokoh kunci terbentuknya NKRI. Ia yang berasal dari Partai Masjumi ini dijuluki sebagai Bapak NKRI yang mempersatukan bangsa ini dengan Mosi Integralnya “Mosi Integral Natsir adalah mengajak negara-negara bagian Republik Indonesia Serikat(RIS) bergabung menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah yang sering disebut sebagai Proklamasi Kedua untuk menyelamatkan Republik Indonesia setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, tanpa darah yang tumpah dan tanpa pelanggaran konstitusi,” Demikian ungkap Zulkifli Hasan saat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional “Mosi Integral M. Natsir, Bandung, sabtu (5/8/2017).
Dikutip dari Tirto.com
Natsir lahir di Alahan Panjang, Solok, Sumatera Barat, tanggal 17 Juli 1908. Nasir berasal dari keluarga terpandang di Minangkabau. Maka, sudah menjadi kewajaran jika ia mendapatkan gelar pada namanya, yakni menjadi Mohammad Natsir Datuk Sinaro. Pada Tahun 1923, ia bergabung dengan Jong Islamieten Bond (JIB) dan Jong Sumatranij Bond (JSB). Di sinilah ia mulai bersinggungan dengan para pemuda pergerakan nasional asal Sumatera Barat yang kelak bersama-sama menopang berdirinya RI, termasuk Mohammad Yamin dan Bahder Johan. Tak kalah penting, Natsir juga seorang ulama, politisi, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Natsir merupakan pendiri sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, Natsir pernah menjabat menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di kancah internasional, Natsir pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim se-Dunia (World Muslim Congress) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.
Penulis menegaskan, pentingya mengingat jasa para tokoh dan ulama’ Islam nasional sehingga anak muda dan masyarakat Indonesia bisa belajar dari peristiwa historis perjuangan terbentuknya NKRI dan menjadikan pemacu diri untuk ikut serta merawat dan meneruskan apa yang telah diwariskan oleh para pendahulu berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI Harga Mati.