Oleh : Yahya Aziz
Tanggal 12 Rabiul Awwal 1442 H, bertepatan dengan hari kamis 29 oktober 2020 seluruh kaum muslimin di dunia memperingati maulid nabi atau kelahiran Nabi Muhammad Saw. Kita mengenang sosok pemimpin, ulama, penyair dan pendidik sejati, sosok orang suci utusan Tuhan.
Di negara kita yang mayoritas penduduknya beragama Islam, perayaan maulid nabi sudah menjadi rutinitas setiap tahun. Hampir seluruh lapisan masyarakat islam memperingatinya, mulai dari istana negara, musholla sampai seluruh pelosok desa.
Mereka membaca shalawat nabi,membaca kitab Diba’ dan kitab Barzanji.
Peringatan maulid nabi Muhammad Saw atau yang disebut dengan mauludan menjadi peringatan yang sakral, terutama bagi masyarakat Jawa. Tiap tahun, setiap tanggal 12 Rabiul Awwal ummat Islam Jawa mempunyai tradisi turun temurun dengan agenda kegiatan :
1. Membaca shalawat nabi
2. Membaca kitab Diba’dan kitab Barzanji
3. Mendengarkan tausyiah maulid nabi
4. Berdoa bersama sama.
5. Ramah tamah dengan makan bersama sama.
NILAI, MAKNA MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Memperingati maulid nabi Muhammad Saw memiliki beberapa nilai dan makna, diantaranya adalah ;
1. Nilai spiritual, ketika nabi Muhammad Saw berdakwah menyebarkan agama Islam, banyak halangan, tantangan dan rintangan dalam berdakwah. Mulai dari keluarga sendiri, sampai kafir Quraisy yang memusuhinya.
Dari sini kita mendapatkan pelajaran berharga berupa nilai nilai spiritual nabi dalam menghadapi mereka, yaitu nilai spiritual kesabaran, keihklasan, ruh jihad, dan keteladanan.
Dari sinilah kita sebagai seorang muslim selalu dianjurkan untuk selalu bersholawat kepada nabi.
إن الله وملاءكته يصلون على النبى ياايهاالذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
Kedua, Nilai Moral dapat kita ambil dari sejarah nabi, nabi selama hidupnya belum pernah emosi, bahkan sulit untuk emosi. Mau memaafkan kepada orang yang pernah menyakiti dan memfitnah nya. Diantara akhlak berikutnya yaitu JUJUR sehingga mendapat gelar AL AMIN, dapat dipercaya.
Jika para pemimpin dan rakyat Indonesia mau meneladani sikap Rasulullah Saw ini, yaitu Tidak emosional dan kejujuran ini, alangkah indahnya dan makmurnya negara kita ini.
3. Nilai sosial dan persatuan.
Ketika nabi Muhammad Saw menjadi pemimpin Madinah, ada beberapa macam agama : shobiin, Yahudi, Nasrani dan Islam.
Nabi Muhammad dalam memimpin negara ini tidak berdasarkan AGAMA, tetapi berdasarkan NASIONALISME MADINAH dalam konsensus piagam MITSAQUL MADINAH.
Isi piagam itu adalah :
1. Ukhuwah bainal muslimin ( persatuan sesama muslim)
2. Ukhuwah bainal adyaan ( persatuan sesama ummat beragama )
3. Aladalah wal iqtishod bainan naas ( keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat )
Dengan konsensus piagam Madinah ini, mereka bersatu padu membangun sebuah negara walaupun beda agama, suku, ras dan golongan.
Kebersamaan inilah yang harus dicontoh oleh sesama anak bangsa NKRI, agar kita tidak mudah dipecah belah dan diadu domba.
HIKMAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Secara substansial, perayaan maulid nabi sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan nabi dalam beragama, bersosial dan berpolitik kebangsaan.
Sudah saatnya kita memahami hikmah maulid nabi ini secara mendalam dan fundamental, sehingga kita memahami nya tidak hanya sebatas rutinitas tahunan, tetapi dengan memperingati maulid nabi ini, kita bisa mengambil hikmah nya yaitu lahirnya pemimpin pemimpin yang jujur, ulet, tangguh, adil, pengayom masyarakat, demokratis dan terbuka.
Semoga N K R I bertambah bersatu walaupun berbeda ras, suku, agama dan golongan dan diridhoi Allah SWT.
Barakallah… Wallahu alam bisshowab..
“Dosen FTK Uinsa, penulis tetap menara Madinah dan buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan.