Sunan Ampel atau Raden Rahmat sebagai sesepuh Dewan Dakwah Wali Songo memiliki santri-santri istimewa sebab sikap istiqomah dan karomahnya. Berikut ini kisahnya.
Diantaranya adalah Mbah Sholeh yang semasa hidup sangat rajin memelihara kebersihan Masjid Sunan Ampel dan memiliki sembilan makam.Karena setelah meninggal, ia hidup lagi dan seterusnya hingga sembilan kali. Ada pula Mbah Bolong(Son Haji) yang berkaromah mampu melihat Ka’bah dari jarak jauh sebagai penentuan arah kiblat Masjid Sunan Ampel.Namun untuk santri Sunan Ampel yang satu ini masih jarang dibicarakan orang-orang.Dialah Khalifah Husein Al-Yamani atau dikenal sebagai Sunan Mertoyoso. Gelar Sunan Mertoyoso ini disinyalir sebagai asal-usul penamaan Kampung Martajasah.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa Khalifah Husein Al-Yamani atau Sunan Mertoyoso adalah santri yang memandikan jenazah Sunan Ampel saat sang wali wafat.
Maqbaroh( pesarean) Khalifah Husein Al-Yamani terletak di sisi selatan dari makam maha guru kyai Tanah Jawa Syaikhona Kholil ,berada dalam satu area dengan pemakaman masyayikh Bangkalan Madura termasuk makam KH.Abdul Lathief (ayah Syaikhona Kholil) dan KH.Asror Bhuju’ Langgundi.
Posisi makam Khalifah Husein Al-Yamani berdampingan dengan makam istrinya yaitu Nyai Gede Tondo yang merupakan putri dari Sayyid Ali Murtadhlo atau lebih dikenal dengan gelar “Raja Pandhito”.
#Jelajah Makam & Petilasan
#Tawassul
#Tabarruk
#Ziarah Kubur
Narasumber: Sarkub Ibnu Chotib Asmoroqondi,Bogor,Jabar.
**Bro-J 18102020**