Workshop Pendidikan, Bang Pur: Adaptasi sangat diperlukan, Tenaga Didik harus ditingkatkan kualitas terkait penguasaan teknologi agar lebih kreatif dan Inovatif dalam pembelajaran Jarak Jauh.

Jember, 18 Oktober 2020-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI bersama Komisi X DPR RI menyelenggarakan Workshop Pendidikan, pada hari Jum’at 18 Oktober 2020 di Hotel Meotel Jember Jalan Karimata no.43. Di ikuti oleh sebanyak 150 peserta dari unsur Kepala Sekolah, GTK, Organisasi Pendidikan dan Komite Sekolah di bawah naungan Kemendikbud.
Hadir dalam acara tersebut Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai Golkar Dapil IV Jember Lumajang H. Muhamad Nur Purnamasidi yang bertindak sebagai keynote speaker.


Dalam paparannya Pria yang biasa disapa Bang Pur ini mengatakan bahwa Pandemi covid 19 telah membawa pada terjadinya berbagai perubahan yang sebelumnya nyaris tidak pernah kita bayangkan. Demikian halnya dalam dunia pendidikan, yang mau tidak mau, suka tidak suka “dipaksa” melakukan perubahan serta adaptasi dengan fenomena yang terjadi. Bagaimana tidak, persepsi kita bangun selama ini yang namanya sekolah, yang namanya belajar ya di sekolahan.


Badai covid 19 telah membuyarkan pandangan tersebut, serta kecenderungan yang terjadi seringkali membuat kita semua “tergagap- gagap” karena persoalan teknologi. Hal ini yang meniscayakan adanya paradigma baru berkenaan dengan “Kurikulum Darurat” khususnya bagi tenaga didik untuk lebih kreatif dan inovatif. Pembelajaran jarak jauh menjadi sesuatu hal yang relatif baru dan belum menjadi “ekosistem’ pendidikan yang membudaya.
Lebih lanjut Bang Pur menyatakan melalui workshop dengan Thema “Optimalisasi Tenaga Pendidik dalam Pembelajaran Jarak Jauh” diharapkan dapat menjadi masukan serta saran bagi anggota Komisi X untuk mengkonstruksi sistem pendidikan di tengah Pandemi Covid ini dengan berbagai kemungkinan /opsi opsi yang brillian dalam kerangka optimalisasi peningkatan kualitas SDM kita. Sebagaimana yang digaungkan mas Menteri Nadhim Makarim yakni Merdeka belajar yang berwawasan luas, memiliki intelektualitas serta integritas berkarakter manusia Pancasila. Pungkasnya.

Sementara itu, dalam workshop, Dr Hobri Ali Wafa (Dosen FKIP Universitas Jember) berpandangan diperlukannya penguatan maping/ pemetaan terkait SDM yang saling kait mengkait yakni Guru (sekolah), siswa dan Orang Tua. Sudah mulai muncul desakan kuat dari masyarakat untuk sesegera mungkin agar anak anaknya bisa kembali ke sekolahan. Banyak keluhan baik orang tua maupun siswa dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Para orang tua mulai gelisah, karena faktanya meski online mengikuti apa yang diajarkan para guru, tetapi siswanya mulai bosan. Ini tantangan pembelajaran jarak jauh. Kesadaran, kemndirian dan disiplin tinggi para siswa relatif masih jauh dari harapan.

Dr. Rosyid Altaf (Kasi Pendidikan Jawa Timur Cabang Kabupaten Jember) menekankan urgensi peranan orang tua siswa. Salah satu kendalanya adalah orang tua kurang memiliki pemahaman dalam mendampingi anaknya karena berbagai alasan. Ada yang karena memang kurang/tidak punya kemampuan, juga kurang bisa memberi motivasi kepada anaknya. Intensitas komunikasi anak dan ortu yang berkualitas menjadi hal yang penting dalam pembelajaran jarak jauh. Lebih lanjut, pria berkaca mata ini berpandangan bahwa sebenarnya sekolah adalah tempat yang paling aman dan kecil kemungkinan menjadi kluster baru penyebaran virus Corona. Karena secara ketersediaan sarana dan prasarana sebagaimana ditetapkan sesuai protokol kesehatan adalah yang paling siap.

Hal yang harus digarisbawahi covid 19 ini merupakan sesuatu yang tidak normal. Karenanya diperlukan langkah tindakan, program kebijakan yang tidak ‘normal juga.” Secara institusional Dinas pendidikan mengambil sikap linier, tegak lurus dengan apa yang menjadi kebijakan Ketua Gugus Tugas. Itu prinsipnya. Tandas Kustono yang mewakili Dinas Pendidikan Jember. (Om Iyan).