Ciri Khas Isi Ceramah KH. Hasyim Muzadi : Padat, Runtut & Humoris

Oleh : Yahya Aziz.

0o
Bagi ummat muslim Indonesia, khususnya kaum Nahdliyyiin, sosok KH. Hasyim Muzadi merupakan salah satu tokoh dan pemimpin yang mereka hormati. Beliau pernah menjadi ketua PWNU Jatim 2 periode, dan Ketua umum PBNU 2 periode juga, banyak membawa perubahan positif bagi N U, khususnya di bidang pengembangan keorganisasian dan penyebarluasan fikroh nahdliyyah ( pemikiran ke NU-an) yang memandang Islam sebagai agama RAHMATAN LIL ALAMIN (rahmat semesta alam).
Tidak berlebihan kalau saya mengatakan dakwah beliau gaya khasnya meniru dakwah WALI SONGO, dakwah yang tidak menghakimi : santun, damai, sejuk, padat isinya, runtut dan penuh humoris.
Salah satu ciri khas beliau adalah pembawaannya yang humoris, seserius apapun tema persoalan yang sedang dibicarakan, sepertinya nyaris tak pernah sepi dari selingan candanya yang mengundang tawa.
Ceramah beliau baik itu berbentuk halaqoh, seminar, tabligh akbar tingkat desa sampai istana presiden sering kali diselingi ungkapan ungkapan jenaka yang mencairkan suasana.
Itulah gaya dan ciri khas BAHASA KOCAK yang menjadi trademark-nya KH.Hasyim Muzadi sehingga diterima oleh semua masyarakat baik muslim maupun non muslim.
Terakhir kami mendengarkan ceramah beliau pada waktu acara reuni 90 tahun PMDG, reuni yang dihadiri 11.000 alumni. Berikut diantara catatan kecil ceramah beliau yang padat diselingi humor yang lucu :
Ini guyon tapi kenyataan dalam kehidupan……,
Banyak DOKTOR itu pinter hanya di kampus karena KILLER ditakuti oleh mahasiswa, tapi begitu sampai di rumah DIMARAHI ISTRI NYA kelihatan BODOH MENDADAK…ger….ger…ger.
hadirin tertawa semua terpingkal pingkal karena yang hadir banyak bergelar doktor dan profesor. Disindir tapi tidak tersinggung, karena dakwah beliau adalah merangkul bukan memukul, argumen bukan sentimen. dan menghargai bukan mencaci.
Apa rahasianya pidato ceramah agama Hasyim Muzadi begitu sejuk, teduh, runtut, padat dan humoris sehingga orang yang mendengarkan merasa nyaman dan tidak terasa hampir 1 jam lebih mendengarkannya.
Rahasia itu diungkap oleh Muhammad Ghozi Alfatih dalam buku berjudul KEPING CERITA KYAI HASYIM MUZADI yang diterbitkan oleh KOMPAS 2017 (hal 91-94)
Anda perhatikan setiap akan pidato pada acara apapun sebelum mengucapkan salam untuk membuka dan mengawali pidato nya, Kyai Hasyim Muzadi selalu berdoa membaca 2 ayat Alquran :
1.”WAQUL JAAAL HAQQU WAZAHAQOL BAATHILU INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQU” (QS 17-81)
artinya : Kebenaran telah datang dan yang bathil telah lenyap, sungguh yang bathil itu pasti telah lenyap.
2. “LA YATAKALLAMUUNA ILLA MAN ADZINA LAHUR RAHMAANU WAQOOLA SHOWABA” (QS 78:38)
artinya : Mereka tidak berkata kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.
Menurut Kyai Hasyim Muzadi, ayat pertama itu diucapkan merupakan doa agar apapun yang disampaikan dalam ceramah senantiasa dilandasi motif perjuangan untuk menegakkan kebenaran dan menyingkirkan kebatilan.
Sedangkan ayat kedua adalah doa supaya kebenaran dan kebaikan yang didakwakan tidak dicampuri oleh hawa nafsu atau kepentingan pribadi yang bisa merusak keihklasan.
Dua ayat itu sebagai tameng dan senjata untuk melindungi diri dari RIYA UJUB sehingga mampu menembus ke hati pendengarnya.
Kita tidak mungkin mengajak orang lain ke jalan kebaikan kalau hati kita dipenuhi hawa nafsu dan kepentingan pribadi.
Hanya Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia, karena cuma Dia yang mampu memberi hidayah. Maka nya perlu berdoa dulu sebelum pidato supaya apa yang kita sampaikan bisa nyambung ke hati mereka.
Namun, sebagaimana tradisi orang pesantren doa yang pendek saat pidato harus didahului sebuah ritual rutin seperti amaliah riyadoh dzikir dan puasa sunnah di waktu tertentu, itulah amalan amalan yang diamalkan oleh almarhum KH Hasyim Muzadi, sehingga dakwah nya menyentuh hati masyarakat.
Khusushon almarhum Kyai Hasyim Muzadi… alfaatihah… Qobiltu ijazah doa’ nya kyai….
# Dosen FTK UINSA, Penulis tetap menara Madinah com & buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan#