Kabur

Oleh :  Jamadi Wong Jatim.

Upaya pelarian diri dari dalam penjara itu, disusun dengan rencana yang rapi. Teknik atau cara keluar dari dalam penjara diperhitungkan dengan matang. Tidak ketinggalan, penyamaran dan kebutuhan logistik yang diperlukan setelah berhasil keluar dari dalam penjara, disiapkan secara cermat.

Rencana sangat berani diputuskan sebagai cara untuk keluar dari dalam penjara: menggali lubang, membuat terowongan!

Dipimpin perwira senior angkatan udara Inggris, Royal Air Force, diaturlah peran personil dalam beberapa tim. Letnan Penerbang Amerika, Robert Hendley, yang “pencuri” bertugas mencari kamera hingga kartu identitas untuk membuat dokumen palsu.

Anggota angkatan udara Australia, Louis Sedgwick, yang memiliki backgroud pertambangan, bertugas membuat perkakas penggali terowongan dan pemompa udara di dalam terowongan. Kemudian Letnan Penerbang Danny Velinski dan William Dickes yang juluki “raja terowongan” bertanggung jawab untuk penggalian.

Untuk mengaburkan kerja-kerja penggalian terowongan, Letnan Komandan Eric Ashley Pitt dari Angkatan Laut Inggris, Royal Navy, merancang metode untuk menyembunyikan dan menyebarkan tanah dari penggalian terowongan. Salah satu tekniknya adalah menuangkan tanah ke dalam baju dalam, kemudian tanah itu dibuang di lapangan penjara, saat tak ada yang mengawasi.

Kemudian agar pekerjaan penggalian terowongan tidak terendus, dilakukan metode pengalihan perhatian. Tugas ini dihandle oleh Letnan Penerbang Colin Blythe. Kebisingan pekerjaan ditutupi oleh paduan suara tahanan yang dipimpin oleh Letnan Penerbang Dennis Cavendish. Keduanya dari anggota Royal Air Force.

Untuk memperlancar rencana pelarian, ada Letnan Penerbang Andrew MacDonald, orang kedua Komando Bartlett, Angkatan Udara Inggris, yang bertugas mengumpulkan dan memberikan informasi intelijen. Informasi ini digunakan untuk membuat peta untuk memandu rencana pelarian.

Bahkan untuk keperluan menyempurnakan penyamaran sekeluar dari dalam penjara, disiapkan juga pakaian sipil dari kain bekas. Adalah Letnan Penerbang Griffith, anggota angkatan udara Australia, yang dikenal sebagai “penjahit” mendapatkan tugas tersebut.

Walhasil, selama 10 bulan, terowongan pelarian sepanjang 6 meter berhasil dibuat menembus dinding luar kamp tahanan. Sebanyak 250 tawawan perang NAZI berhasil keluar dari kamp tahanan. Meski, sebagian besarnya kemudian berhasil ditangkap dan ditembak mati oleh tentara NAZI Jerman.

Kurang lebih, itulah plot film “The Great Escape” yang berkisah tentang pelarian massal tawanan perang anggota pasukan Sekutu dari kamp tahanan angkatan perang Jerman, NAZI, pada 1942. Bukan plot kisah kaburnya narapidana mati kasus narkoba, Cai Cangpan, dari penjara Tangerang, yang juga menggunakan cara menggali terowongan dari dalam kamar sel tahanannya. Si Cai ini menggali lubang sel tersebut selama berbulan-bulan sampai akhirnya berhasil meloloskan diri. Alat yang digunakan adalah obeng dan besi yang berasal dari tempat pembangunan dapur dalam penjara. Katanya…