Diskusi Santuy bersama Gus Jalil Mantub Lamongan

Oleh : Miftahul Huda.

Berawal menjadi kader muda NU, Alhamdulillah bersyukur kepada Alloh swt telah memberikan hadiah istimewa bisa selalu dekat dan silaturrahim bersama para sesepuh Kyai NU salah satu KH. Abdul Jalil atau Gus Jalil Mantub Lamongan “Kyai Nyentrik dan Ngakak terus” semoga beliau sehat selalu lahir bathin Aamin🤲.

Selama kurang lebih setelah musim pandemi Covid19 / Pagebluk, alhamdulillah saya dan sahabat sowan ke rumah beliau di Ponpes Nurul Huda Ngaglik mantub Lamongan pada hari Selasa, 18 Agustus 2020 tepat setelah Indonesia Merdeka “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA “.

Diskusi santai bersama beliau di awali kisah yang disampaikan gus jalil dari Ilmu Keramik menjadi Pengusaha Kaya Raya dan dermawan, siapa sangka orang pengrajin keramik memiliki cara dan pendapatan masing masing yang dimana tidak setiap orang mampu menguasainya. Suatu ketika sang perancang keramik menyuruh Karyawan sebut saja cak fauzi, orangnya minta buatkan 1 tempat ukuran 4×4 yg tertutup hanya saya yang tahu untuk memasuki tempat itu, Namun akalnya cak fauzi tidak bodoh dengan cara dipasang CCTV di dalam ruangan itu akhirnya yang tahu pembuatan keramik selain pak ahmad juga cak Fauzi tahu lewat CCTV buatanya. Mengambil kesimpulan nya bahwa orang pintar bisa dibodohin sama orang cerdas dan seakan akan dia lah yang paling sempurna.

Selanjutnya, Gus jalil menceritakan sedikit perjalanan kehidupan mulai muda sampai saat ini, sejak umur 25 tahun beliau sudah Berwirausaha mengawali jualan aten untuk menyambungkan sinyal TV , Radio, dll. Target beliau adalah orang kaya, harga dari pabril 30 rb dijual lagi 500 rb. Itulah kehebatan pengusaha mencari keuntungan dan disama ratakan sama penjual lainnya. Maka yang bisa kita ambil hikmahnya, Bahwa kerja yang bebas tanpa tertekan hanyalah menjadi pengusaha muda dan mencari peluang setiap usahanya. Beliau umur 26 tahun sudah memiliki mobil, dab umur 28 th beliau sudah jadi Rois Syuriah PAC Mantub, Karena beliau ahli kitab kuning dab bahasa arab, BarakaAlloh gus, Menjadi Penyemangat kami yang masih muda untuk terus Belajar, Belajar dan belajar.

Dalam kompetisi kehidupan kata gus jalil, memberikan nasihat kepada kami, sebagai anak muda NU harus menjadi “PENDEKAR SEJATI TIDAK PERNAH MENGELUH DAN MEMBENCI MUSUH”. Maksudnya adalah sebagai kader harus terus belajar, silaturrahim, sebagai pendengar sejati terutama pada senior dan sesepuh NU dan selalu rendah hati untuk menjadi manusia yang selalu husnudzon terhadap siapapun atau dimanapun kamu berada. Jangan sekali kali memiliki sifatnya yang jelek kepada sahabat, sombong, iri hati dan dendam. Hidup ini penuh kegembiraan dan keberuntungan mas, insyaAlloh sejahtera. Aamin.

Beliau juga menyampaikan kepada kami, bahwa sejati sebagai petarung/pendekar tidak takut dengan hujatan orang, menjelekkan kita, iri hasut terhadap kita, itulah yang dinamakan menguji mental seberapa kuat mental kita tertata, maju berarti mental baja, kalau mundur berarti tidak kalah. Sebagai kader jangan sekali kali mengeluh dalam kehidupan ini, pokoknya Kerja, Kerja dan Kerja jangan hiraukan kicauan orang lain, Lurus, mantep mancep. InsyaAlloh lancar sentosa. Aamin

Selanjutnya, sebagai kader harus jiwa sangay besar/lapang dada, ngalah bukan berarti kita kalah, tapi kita ngalah itu hal yang lebih besar dan kepentingan ummat. Jangan pernah punya pikiran membenci musuh Teori Ziqzag, Dimana kita harus merangkul semua eleman masyarakat, Pengusaha, Penguasa. Jika kita membenci musuh, maka kita gampang terbaca arah orang ini kemana dan intinya mau apa. Namun kalau Ziqzag kita akan bisa masuk di kalangan masyarakat bawah, tengah maupun elit, sampai di level politik oarng dicari yang bisa bermain ziqzag, masuk sini bisa, masuk situ bisa yang terpenting bisa bermanfaat orang banyak dan aman semua sebagai penyeimbang…

Terakhir, Beliau mengatakan saya masang memasang bendera merah putih setiap hari, bukan setahun sekali, karena saya Ingin Merdeka setiap waktu dab setiap saat MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA, Bebas itu Nikmat. Beliau pesan kapada kami bahwa yang paling enak bebas itu jadi Pengusaha, Wes ta pokoknya enak, dinikmati sambil minum secangkir kopi dan terus kerja, kerja dan kerja, Politik sampingan aja.

Inti dari diskusi santuy bersama Gus Jalik, Jadilah Kader NU yang memiliki Prinsip, Ziqzag, Husnudzon, Kerja Keras, dan Istiqomah belajar, Belajar, Silaturrahim ke para sesepuh Kyai. FainsyaAlloh Akan menemukan jadi diri sahabat dan Alloh Meridhoinnya, Hasil nanti. Aamin

(PENDEKAR SEJATI TIDAK PERNAH MENGELUH DAN MEMBENCI MUSUH)