Deklarasi Perkumpulan Tugu Surabaya Bertepatan Saat Bung Karno Membacakan Teks Proklamasi

Surabaya-menaramadinah.com-Deklarasi Perkumpulan Tugu Surabaya dilaksanakan bertepatan dengan saat detik detik Bung Karno membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan RI 1945. Senin, 17 Agustus 2020 di Jl Urip Sumoharjo 9 Surabaya pukul 10.00 wib.

Acara deklarasi diawali dengan pembukaan dan berlanjut menyanyikan lagu Indonesia Raya secara khidmat. Kemudian mengheningkan cipta. Suasana hening menyelimuti ruangan.

Usai mengheningkan cipta Bapak Rokhimdakos menyampaikan sambutan dan mengatakan, selamat datang para undangan. Tentu kita berbahagia karena Tuhan memberi aspirasi makna dalam kehidupan. Sehingga kita dapat bermanfaat bagi orang lain.

Lebih lanjut ia mengatakan, kitaa gunakan untuk hal hal yang bermakna bermanfaat bagi orang lain. Kita dihadirkan sebagai wakil Tuhan. Batin kita sangat meriah. Tentu saja momen kita bersamaan dengan saat dibacakan Proklamasi Kemerdekaan RI 1945.

 

Kemudian dilanjutkan Sambutan Pak Darmantoko menyatakan, tenng walikota. Khususnya masalah pertanahan. Hingga detik ini belum selesai. Yang bisa menyelesaikan jurnalis san advokad.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kita coba kumpulkan yang tua tua. Guna memindahkan realitas fakta dengan realita.
Kita kumpul disini sebagai alat kontrol. Karena DPRD tidak bisa berbuat apa apa. Kita yang mengontrol.
Selain itu, lanjutnya, persoalan ini adalah ketidakadilan. Satu rumah 2 pajak. Harapan kita Perkumpulan Tugu Pahlawan. Menggabungkan jurnalis dengan praktisi hukum. Artinya kajian kita dalam prespektif jurnalis. Kita akan mengadakan kegiatan even organisme dan kajian akademis.
Sedangkan Pak Yudihari, SH, MH Ketua Perkumpulan Tugu Pahlawan, mengatakan,  saya perlu mengingatkan kemerdekaan itu dipimpin oleh segelintir orang. Istilahnya Oligarki.

Menurutnya, sejak rezim Orde Baru 1974 bangsa Indonesia tidak boleh sadar terhadap bangsanya. Suharto mengawali penurunan dan tidak ada penyimpanan bendera merah putih. Pancasila berubah menjado caver. Tidak jadi kehidupan sehari hari.
Kita kumpul kumpul hari ini mengembalikan jati diri kita. Ketulusan dan keikhlasan ini yang sangat penting. Kiprahnya kedepan akan menuai hasil.
Orang sukses karena tiga hal yaitu obat terlarang dari asing ditaruh ke Malaysia ditransfer ke Madura. Kedua, minyak. Ketiga, tanah. Masalah tanah tidak hanya di Surabaya saja. Tahun 1974 tanah diminta pemerintah. Ada diganti uang dan tidak diganti uang. Surat ijo hanya istilah di Surabaya. Hukum itu tidak pernah berpihak pada rakyat. Husnu Mufid