Mengenal Langgar Dukur Kayu di Surabaya

Orang  menyebutnya Langgar  Dukur. Bentuknya tidak seperti pada umumnya. Sangat  unik dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Surabaya. berikut ini laporan M. Yunus GIPO  Albotoputih. Jurnalis citizen..

Langgar itu apa ya? Bagi kawan kulturasi yang belum tahu, langgar adalah istilah yang cukup populer di Jawa. Langgar berarti tempat beribadah seperti halnya masjid atau musholla, hanya ukurannya relatif lebih kecil dari keduanya dan biasanya terletak di daerah perkampungan.

Langgar Dukur Kayu yang kami kunjungi kali ini merupakan bangunan cagar budaya yang diresmikan Pemerintah Kota Surabaya pada Agustus 2019. Langgar yang berdiri sejak tahun 1893 ini memiliki bentuk yang cukup unik. Dindingnya terbuat dari kayu jati, bagian luarnya ditempeli potongan kayu yang terlihat seperti sisik ikan. Untuk mengakses lantai atas di mana mimbar berada, pengunjung harus melewati tujuh anak tangga kayu.

Di bagian atas langgar terdapat mimbar imam yang cukup unik berbentuk segitiga yang menyerupai atap rumah menggantung sekitar 2 meter tingginya. Di tengah mimbar terukir huruf Arab pegon dengan kalimat berbahasa Jawa: awitipun jumeneng puniko langgar tahun 1893 sasi setunggal. Ringkasnya jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti, dimulainya pembangunan langgar pada tahun 1893 bulan Januari.

Pada bagian bawah langgar terdapat ruangan kosong yang cukup luas, di mana dahulunya difungsikan sebagai tempat singgah para musafir dari luar Surabaya untuk beristirahat.

Saat ini, Langgar Dukur Kayu masih sering digunakan, lantai atas untuk beribadah, sedangkan lantai bawah untuk tempat berkumpulnya warga.

Dari beberapa sumber dan cerita menyatakan bahwa langgar tersebut ada kaitannya dengan jejak Wali Songo hingga pernah menjadi lokasi Soekarno muda rutin mengaji. Legendaris banget ya sejarah langgar ini. Kalau di sekitar tempat tinggal kawan kulturasi ada langgarnya juga nggak?

Narasi & foto : @kulturasi.id