Ijazah Itu Pengabdian di Masyarakat

Oleh : Yahya Aziz


Kata mutiara ini, saya ambil intisari dari pidato almarhum KH Imam Badri direktur KMI era 1985-1999 di aula BPPM pada acara khutbatul Arsy, ijazah PMDG itu bukan selembar secarik kertas, tapi ijazah itu adalah Ilmumu bermanfaat bagi ummat, dan bentuk pengakuan masyarakat terhadap mu…. itulah ijazah PMDG.
Saya yakin cuplikan isi pidato beliau diambil dari dialog seorang wartawan yang bertanya kepada KH imam Zarkasyi, salah satu Trimurti pendiri PMDG.
Berapa jumlah alumni PMDG yang jadi orang besar ? Pak Zar menjawab : apa yang Anda maksud orang besar itu ? Apa Presiden, DPR dan Menteri.
Bagi kami orang besar itu jika ada alumni PMDG mau berjuang, mau mengajar di pedalaman hutan, Mengajar ngaji Al-Qur’an di langgar, itulah orang besar bagi kami. Pahala nya tidak kalah dengan presiden.
Diakui oleh masyarakat, dipercaya oleh ummat itulah ORANG BESAR bagi kami.
Ya mau mengabdi di masyarakat menjadi guru ngaji di langgar, menjadi MODIN ( yang mengurusi orang mati ) dibutuhkan kesabaran, keihklasan dan pengorbanan yang tinggi.
Mengabdi di masyarakat tidak dibutuhkan ijazah dan gelar akademik sarjana.
Yang paling penting dari segala nya adalah mempunyai jiwa ISTIQOMAH, Akhlak yang luhur, budi pekerti, kesabaran dan keikhlasan.
Pernah ada seorang alumni sukses seorang pengusaha menghadap pak Zar, ditanya : apa kesibukan mu sekarang…Di rumah pak kyai nganggur. Lo kok nganggur,…di rumah sambil buka toko beras…. Pulang kamu, ngajar ngaji kamu….
Alhamdulillah barakallah setelah pulang dia mendirikan TPA ( Taman Pendidikan Al-Qur’an)
usaha nya lancar dan menjadi juragan beras di desanya.
Dalam bahasa nya almarhum Gus Dur, itulah KYAI KAMPUNG, Kyai yang tidak bertitel tidak bergelar Sarjana tapi dipercaya oleh masyarakat.
Masalah kematian, anak mantu, pindah rumah, walimatul Arsy, walimatul aqiqoh, walimatul haji, tahlilan, keluarga bertengkar, dll, mereka pasti mengadu problematika nya kepada KYAI KAMPUNG…
Yang justru memprihatinkan adalah apabila ada alumni PMDG yang bertitel banyak dan hanya mengejar karier merasa gagah wibawa dengan jabatan gelar formal tapi gengsi serta tidak mau untuk berjuang di kampung nya.
Mutiara hikmah dari Trimurti :
الحياة هي عقيدة و جهاد
Hidup adalah mempertahankan aqidah dan perjuangan. Hidup adalah perjuangan dan pengorbanan. Maka muncullah filsafat hidup :
BONDO BAHU PIKIR LEK PERLU SAK NYAWANE PISAN…. ( Perjuangan itu butuh harta, tenaga, pikiran kalau perlu nyawanya sekalian )
Maka menjadi orang besar tidaklah mudah, harus punya nilai nilai perjuangan. Keihklasan, Istiqomah dan keteladanan.
Itulah ijazah yang sebenarnya menurut trimurti almarhum KH Imam Zarkasyi, yang disampaikan oleh almarhum KH Imam Badri pada era 1986-1987.
Tulisan sederhana ini kami hadiahkan seluruh alumni PMDG yang menjadi teladan Guru Ngaji di kampungnya masing-masing….
Selamat berjuang di kampung kita masing-masing…. barakallah….
Y A : Guru Ngaji di majlis ta’lim Ibu ibu kampung & penulis tetap menara Madinah com