Menjadi Redaktur Tamu Di Harian DI’s WAY

Oleh : Tofan Mahdi

Sejak pagi tadi, banyak sekali pesan japri WA masuk. Banyak, lebih dari 20, dan banyak karena sebagian besar dari teman-teman di Surabaya (Jatim). Biasanya komunikasi kami via Grup WA, jarang japri. Isi japrinya kurang lebih sama. Mengirim foto daftar Susunan Redaksi, ada yang mengucapkan selamat atas terbitnya Harian DI’s Way, dan sebagian bertanya apakah saya kembali ke Surabaya dan bergabung dengan Harian DI’s Way. Mohon maaf belum sempat membalas satu per satu, dan semoga postingan saya di FB ini menjawab pertanyaan teman-teman.

Saya baru bisa menuliskan status FB ini dan akan membalas WA teman-teman karena baru menerima balasan WA dari CEO di kantor tempat saya bekerja sekarang. Ya memang harus meng-update dan memintakan izin kepada pimpinan terkait status sebagai Redaktur Tamu (Guest Editor) Harian DI’s Way ini. Yang meminta saya menjadi Redaktur Tamu ini adalah Pak Dahlan Iskan sendiri, yang disampaikan melalui Pemimpin Redaksi Harian DI’s Way Mas Taufik Lamade, mantan Managing Editor di Jawa Pos. Saya menyampaikan terima kasih via japri WA kepada Pak Dahlan Iskan.

Namanya juga redaktur tamu, ya hanya sebagai tamu. Posisinya lepas dan tanpa ikatan. Hanya diundang menulis secara rutin setiap pekan, saya dapat jadwal hari Minggu atau Rabu. Temanya pun bebas, sesuka saya. Dan sesuai dengan latar belakang serta pengalaman, saya akan menuliskan isu-isu terkait ekonomi dan bisnis serta isu-isu internasional.

Selain saya, ada lima veteran Jawa Pos lain yang juga diminta Pak Dahlan Iskan menjadi Guest Editor Harian DI’s Way. Yaitu Arif Afandi (mantan Pemred Jawa Pos dan Wawali Surabaya, sekarang Komisaris PTPN X), Dr Dhimam Abror Djuraid (mantan Pemred Jawa Pos/ doktor komunikasi dari Unpad Bandung), Dr Imron Mawardi (mantan Redaktur Jawa Pos, sekarang Wakil Kepala Humas Universitas Airlangga), Joko Intarto (sekarang CEO Jagaters Webinar), dan Djono W. Oesman (mantan wartawan Jawa Pos di Jakarta, sekarang bergelut pada dunia penulisan skenario film). Kami berenam akan menulis bergantian di Harian DI’s Way, sesuai bidang masing-masing.

Malam ini, Sabtu (4 Juli 2020) Harian DI’s Way resmi diluncurkan. Sebuah media cetak harian, tetapi bukan koran. Sementara hanya melayani pelanggan di Surabaya dan sekitarnya. Mampukah Harian DI’s Way menjadi oase di tengah meredupnya bisnis media massa (terutama media cetak) di Indonesia? Waktulah yang akan bisa menjawabnya. Salam dan selamat menikmati akhir pekan. (tofan.mahdi@gmail.com)