Jejak Pejuang Kemerdekaan Kapten Kasihin Di Bumi Anjuk Ladang

Nganjuk.menaramadinah.com,Ditengah alun-alun Nganjuk ,sebelah barat pendopo kabupaten terdapat Monumen Kapten Kasihin menghadap selatan kearah Jalan Ahmad Yani.Siapakah sejatinya beliau hingga dibuatkan bangunan khusus untuk mengingat kiprah perjuangannya di Bumi Anjuk Ladang?
Bernama lengkap Kasihin Hadi Soetomo ,berasal dari Kalangbret,Kauman,Tulungagung ,lahir tahun 1917 .Orangtuanya adalah pedagang batik dan dia menjabat sebagai pimpinan Kompi II
Beliau gugur dalam usia 32 tahun sewaktu bertugas di Desa Kedungombo ,Tanjunganom,Nganjuk.
Saat perang mempertahankan kemerdekaan tahun 1949/ Agresi Militer,Desa Kedungombo dijadikan markas Yon 22/Sriti Kompi II .Pertimbangannya karena wilayah ini letaknya strategis ,diantara pos-pos militer Belanda dan posisi Kompi Yon 22/ Sriti .Saat itu,Kedungombo adalah pusat pemerintahan Nganjuk sementara dikondisi darurat.
Jum’at Legi ,22 April 1949 ,Kapten Kasihin terkena tembakan dipertigaan gang utara SD Kedungombo.Meskipun mengalami luka tembak,ia berusaha sekuat tenaga berlari sekitar 1 km lalu masuk rumah warga Tawangsari,Bapak Rasio.Ternyata tentara Belanda mengejarnya dan mengeksekusinya hingga sang kapten wafat sekitar jam 09.30 WIB.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir,Kapten Kasihin mengucapkan kata-kata pada seorang warga ,Ibu Parmi.” Nggih ngeten niki bu lhae’ nglabuhi negeri”,( Ya begini inilah bu membela negara).
Mengenang perjuangan Kapten Kasihin di Nganjuk yang makamnya berada di TMP Tulungagung nomor nisan 158,di Kedungombo berdiri tugu bertuliskan,”Disini gugur sebagai kusuma bangsa dlm pertempuran melawan imperialisme Belanda dalam mempertahankan /menegakkan kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.Disamping itu,nama Kapten Kasihin dibuat sebagai nama jalan di Kedungombo dan Cangkringan,SMAN 1 Nganjuk.
Seorang sineas muda M.Affan Lutfian telah membuat film dokumenter tentang Kapten Kasihin dengan judul”JUANG” berdurasi 26 menit dan pernah diputar di Desa Kedungombo dengan konsep layar tancap pada 10 Juli 2018 ,disaksikan para pejabat lokal ,sejarahwan,seniman,para pelajar ,dan masyarakat setempat.
Kapten Kasihin telah lama tiada ,namun kita yang masih hidup bisa memetik ibrah( pelajaran) dari sejarah perjuangannya yang penuh pengorbanan hingga titik darah penghabisan untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Semangat nasionalisme ,heroisme dan patriotisme seharusnya kita pupuk dilubuk hati yang terdalam sebagai manifestasi penghormatan pada pahlawan dan kecintaan pada bangsa dan negara .
Ket.photo: Monumen Kapten Kasihin Hadi Soetomo di alun-alun Nganjuk ,diambil tanggal 9 Juni 2020.
**Bro J,10 Juni 2020
#Nasionalisme#
#Heroisme#
#Patriotisme#
#JasMerah#
(Jangan sekali-kali melupakan sejarah)