Pendiri PGN Gus Nuril Arifin harap Indonesia tak lagi salah kiblat dan salah pilih guru

Semarang, menaramadinah.com-Minggu, 7 Juni 2020

Ditemui di Pondok Pesantren Annuriyah Sokotunggal Semarang, DR KH Nuril Arifin Husein, MBA pendiri dan pemimpin ormas kemasyarakatan kebangsaan yang selalu menyuarakan tentang menggemakan kembali pancasila persatuan dan kebhinekaan, memberikan pandangan beliau terkait keadaan bangsa Indonesia saat ini, berikut uraian Gus Nuril Arifin Husein, bapak pelopor penggema semangat api Pancasila.

Jujur….
Selama ini kita memang telah salah kiblat. Baik bidang pergaulan inter nasional,
di bidang ekonomi ,
di sosial dan budaya. Bahkan …..
Di bidang Hankam.

Hampir 50 tahun,
kita cuma di *kupluki* alias di bodohi, ditipu oleh negara negara Barat.
Dan ….
Aneh nya kita masih tetap percaya kepada antek antek asing yang bercokol di bekas rezim Orba.

Sebut saja harta Karun *Freeport*. Areal jutaan hejtar, yang berisi :

Uranium,
Emas
dan
platinum . Tetapi yang di laporkan adalah tambang penghasil tembaga.

Lho kok bisa nya ,?!
Yang dilaporkan Tembaga ya karena itu. Orang kita masih bermental pengkianat.

Lebih aneh lagi …
orang orang Indonesia yang di utus untuk jadi komisaris di perusahaan Asing itu, mewakili Indonesia , seperti mas Amin Rais ,misalnya. Kok ya diam saja.

Lho perilaku ini kan tidak wajar tho.
*Ini kan gendeng mangan sabun tho* ?!

Oleh sebah itu , ..) Asep RM, yang baik, kita musti jeli dan cerdas.

Ini pilihan bangsa, untuk bergaul di dunia inter nasional yang sedang *turbulance*.
Dan *revolusioner progresif*.

Jadi…
Bukan ikut ikutan blok.
Bukan soal liberal kapitalis.
Atau
komunis
Atheis atau Islamis.

Ini soal pilihan cerdas atas Arus sentral dunia baru.

Bahwa Amerika yang suka main polisi polisian dunia sudah bangkrut.

Negri Paman Sam yang mengklaim sebagai pelopor utama negara HAM itu, justru porak poranda .
Dan sangat nyata…..
tidak konsekwen ter hadap perilaku HAM itu sendiri.

Sekarang semua jadi transparan.Tanpa masker apalagi topeng. Telanjang dan kebuka kedok nya.

Kini…
Mata dunia melihat dengan jelas. Ternyata …Oo ternyata Merekalah yang selama ini mengacaukan dunia.

Langsung atau tidak
Mereka… ( Negara negara Barat itu) lah yang membidani sekaligus memelihara Organesasi haram.

Baik organesasi kemasyara katan radikal, hingga kelompok bersenjata , Teroris dan ISIS … Hehe

Jadi …
Ketika tumpukan *karma buruk* itu tidak tertahan, kemudian meledak.
maka berlakukah ayat :

” faman yyakmal musqola dzarotin khoero yaroh. Wa man yyakmal misqola dzarotin syar’o yaroh”

Perbuatan karma yang baik, Hatta hanya sebesar biji sawi, akan di balas dengan kebaikan. Demikuan juga perbuatan atau karma buruk meski sebesar biji sawi juga akan menda-patkan balasan nya dari penguasa langit dan bumi.

*lho ….
lha nggih tho mas. Kita musti kembali ke obyek tifitas kebenaran asli. Bukan hoax,
atau sebuah informasi jahat yang di kemas baik*.

Sudah 1600 tahun lalu, kita di minta untuk belajar ke saudara penghuni tanah Shindu kok.

Lha apa ada isyaroh atau perintah belajar ke begeri Barat.Tidak ada bukan.?!

Seingat saya ,
ada perjalanan mengambil kitab suci ke Barat. Melegenda dan terkenal .
iya ….. Anda benar.
itu sebuah ada “epik” yang di film kan. Yang dilakukan oleh bhiksu Thong Sam Cong.

Lho kita kan tidak ikut madhab film ini tho, ?!
Lho Kok kita malah memuja Barat kaya orang orang negara Arab yang mendewakan Barat.

Mereka di jazirah Arab itu, menjadikan Barat sebagai imam segala bidang kehidupan.

Padahal…
Banyak budayawan Barat, malah ngaji kebudayaan di negeri Nusantara kita.

Lagian itu Kan sudah Cetho…tho…
Mereka itu bangsa kulit putih yang selama 350 tahun menjajah negeri kita…

Jadi ya harus tegas.
Lugas dan berani….
Jangan takut memilih takdir.

Apalagi,…
ini hanya soal pergaulan internasional. Jadi, pilih lah pergaulan yang jujur. Yang Tidak ngapusi.
Dan jangan bergaul dengan pemerintahan tang berwatak Rasis.
penjajah dan pelanggar kemanusiaan.

Jadi….
Luruskan barisan
Rapatkan shof…
Dan bersiaplah menjaga bangsa dan negara…

Saya bersama Patriot Garuda Nusantara ( PGN) , dan jama’ah pesantren NU sudah mewakafkan selembar nyawa.
Demi janji saya, untuk bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45….(wawan)