Ajaran Murti Tomo Waskito Tunggal

Ajaran Murti Tomo Waskito Tunggal.

Ajaran kebaikan yang menjadi kewajiban para kadang penghayat Murti Tomo Waskito Tunggal didalam sesantinya yang berbunyi “ Ojo pisan-pisan duwe niyat ngrusak culika utowo cidra marang sedulurmu, Yen ono sadulurmu nemu pakewuh utowo kasusahan pada beloha sungkowo lan tulungano saperlune, senadian rupo bau-suku, piwulang, pikiran, kawruh utowo kabisan, malah yen perlu banget, tulungono sapanduman rojo darbekmu. Sakabehing pitulungan mau, kudu kelawan rila lan sucining ati lan maneh ora cukup mung sapisan bae, nanging yen perlu kudu maneh – maneh kongsi sakpantese. Ojo birahi goroh lan ojo takabur (jubria)., ojo milikan sadengah kang ora kalal,Ojo golek dadahaning prakoro, ojo anjarak ngambah ing dedalan kang ora utomo.” Dalam Bahasa Indonesia Berarti; Jangan sekali-kali punya maksud merusak, licik atau berbohong kepada Saudaramu, kalau ada Saudaramu mendapat bencana atau kesusahan harus ikut prihatin dan tolonglah secukupnya, walaupun berupa tenaga, pelajaran, pikiran, pengetahuan atau ketrampilan, kalau bisa tolonglah sebagian dari hartamu. Semua pertolonagn tadi, harus ikhlas dan tulus dari hati dan tidak hanya sekali saja, malah kalau perlu harus lagi-lagi sampai pantas. Jangan suka berbohong dan sombong, jangan suka memiliki sesuatu yang tidak halal, jangan suka mencari perkara, jangan suka menjalankan kehidupan di jalan yang tidak baik.
Menyimak dari contoh ajaran yang diambil dari kedua paguyuban penghayat kepercayaan yaitu paguyuban Sapto Darmo dan Murtitomo Waskito Tunggal tersebut sesungguhnya ajarannya tidak berbeda dengan ajaran-ajaran agama-agama yang lain. Karena itu tidak sepatutnya jika kita melihat sebelah mata kepada kedua komunitas penghayat kepercayaan ini dan juga komunitas-komunitas penghayat lain yang berbeda dengan mereka.

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com.