Kenangan Terindah Bersama KH. Hadi Martoyo ( Kajian Tokoh Agama )

Oleh : yahya aziz
Siapakah sosok KH.Hadi Martoyo ? Beliau lah Alumni Gontor 1986, seangkatan dengan cucu Trimurti Dr.Husnan Bey Fanani Duta besar Azerbaijan. Pengalaman beliau selama di Gontor pernah menjadi pengurus OPPM Bagian Pengajaran. Beliau juga satu periode dengan Wali kelas kami selama di K M I : Ust. M.Fadli Kalimantan, ust. Ainur Rofiq Surabaya, ust. Nurkholis Sam’un, ust. Romli Jawahir Jakarta dan ust Ainul izzi Malang.
Kami sangat bersyukur, bisa berjuang bersama beliau walaupun hanya 1 tahun 1992-1993 dalam tugas pengabdian yaitu mengajar di pondok yang beliau rintis Pondok Alumni Babussalam Delopo Madiun.
Satu periode 1992 yang bertugas di Babussalam adalah : M. Ikhwan Riau, Deddy S. Jakarta, Miftah Tegal, Fahrurrozi Aceh, Syamsul Islam Jakarta, Mujiburahman Magelang, Gunung Mulia Lubis Jakarta dan Arif Rahman Lamongan.
Adapun senior senior kami adalah ust Miftahul Jinan Ponorogo (1988), ust Zainul Falihin (1989), ust Anas abubakar Jember, Ust Markasim Banten, ust Makruf Bogor (1990).
Kenangan terindah selama masa pengabdian adalah pengalaman baru dalam proses pembelajaran di pesantren dengan sistem K M I :
1. Menjadi Wali kelas kelas 1 exp ( kelas khusus) yang kurang baca tulis Al-Qur’an.
2. Membimbing Acara konsulat dalam rangka Malam perkenalan santri yaitu SENI LUDRUK.
3. Menjadi penggerak bahasa bersama ust. Miftahul Jinan
4. Menjadi panitia ujian pertengahan tahun bersama ustadz Anas abubakar
5. Mengajar kelas 4, 5, 6 K M I
6. Mengikuti sidang kenaikan kelas 1-6 KMI mulai habis tarawih Sampai sahur pagi.
Itulah pengalaman terindah bersama KH.Hadi Martoyo selama berjuang masa pengabdian selama 1992-1993.
Banyak kegiatan yang menjadikan santri rileks, senang tinggal di pondok. Kegiatan ini dipantau langsung oleh kyai hadi Martoyo dibantu oleh para asatidz.
Kegiatan drum band dibimbing oleh ust. Zainul Falihin, Pramuka dibimbing oleh ust Kahfi dan ust gunung Lubis dan seni bela diri dibimbing oleh ust Anas abubakar.
KH Hadi Martoyo salah satu tokoh masyarakat Madiun yang merintis pesantren dari nol. Gaya bicara nya seperti pak kyai Syukri dalam bidang pengasuhan santri, dan retorika pidato nya seperti almarhum KH.Imam Badri dalam memajukan sistem KMI.
Niat beliau berjuang merintis pesantren adalah Li ‘ila Kalimat illah dan membantu pesantren Gontor.
Setiap tahun ajaran baru apabila ada santri Gontor yang tidak lulus, ditampung di pesantren BABUSSALAM untuk dididik, dibina agar tahun depan LULUS MENDAPAT TEMPAT di Gontor.
Adapun nilai nilai uswah khasanah ( Keteladanan) dari KH Hadi Martoyo selama kami mengajar di pondok ini, adalah :
1. Pribadi Yang Istiqomah
Istiqomah menjaga pesantren selama 24 jam. Menjaga santri mulai bangun pagi sampai tidur kembali. Beliau selalu keliling pondok sambil mengecek kondisi pesantren, mana bangunan yang rusak dan mana yang perlu diperbaiki.
Selalu mengawasi kondisi santri, apa ada santri yang sakit atau tidak.
Dan setiap Kamis beliau mengajar di Gontor, dan melaporkan kegiatan perkembangan Pondok kepada KH.Abdullah Syukri.
Falsafah hidup yang selalu disampaikan beliau adalah : BONDO BAHU PIKIR LEK PERLU SAK NYAWANE PISAN.
2. Disiplin Masuk Kelas
Hampir setiap pagi jam 6 pagi, beliau sudah siap di kantor K M I, memeriksa dan menandatangani I’DAD TADRIS para guru guru K M I.
Selalu keliling kelas, mengecek kelas mana kelas yang kosong.
Pernah kami ada jam mengajar pukul 11.00, kami tertidur, akhir nya beliau lah yang menggantikan kami.
3. Tidak Pernah Emosi
Selama kami mengajar 1992-1993, tidak pernah kami Jumpai KH.Hadi Martoyo marah. Termasuk dalam rapat evaluasi pembelajaran tiap Jumat malam Sabtu.
Dalam mengevaluasi guru guru, apabila ada yang melanggar beliau hanya tersenyum dan berkata : JANGAN DIULANGI LAGI…
4. Sabar dan tekun
Selama saya mengabdi, beliau termasuk orang yang sabar. Sabar mengasuh santri, sabar menghadapi guru guru dan tentu saja sabar menghadapi ujian kehidupan di pesantren.
Tahun 2018-2019 kami meneliti peran para kyai pejuang kemerdekaan, ada 19 kyai lokal masyarakat yang ikut andil dalam berjuang merebut kemerdekaan, semoga ada penelitian lanjutan peran para kyai lokal pengisi kemerdekaan, dan diantaranya adalah KH. Hadi Martoyo pendiri pondok Babussalam Dolopo Madiun.
Tulisan sederhana ini kami persembahkan semua para alumni babussalam yang pernah dididik langsung oleh beliau.
Bagi Wali santri, dan pembaca artikel kami di menara Madinah com yang ingin mendaftar kan putra putri nya di pondok pesantren BABUSSALAM Dolopo Madiun, silahkan sebagai alternatif sekolah Islam demi kemajuan bangsa dan agama.
Kami baru tahu beberapa hari yang lalu dari Ustadz Zainul Falihin beliau sudah dipanggil Allah SWT… semoga jasa dan amal beliau diterima oleh Allah SWT… alfaatihah…


Y A : Wali santri Gontor, Lirboyo. Penulis buku Para Kyai Pejuang Kemerdekaan.