Oleh : Musthofa Zuhri
Hubungan saudara itu harus selalu menciptakan harmoni dalam kehidupan. Kalo pun toh ada perbedaan, disikapi dg cara proporsional. Perbedaan adalah hal yg lumrah.
Prinsip dasarnya adalah yang kecil menghormati yang besar. Yg besar menyayangi yg kecil. Yang minoritas menghargai yg mayoritas, yg mayoritas jangan semau gue, dg arogansi, kesombongan akan kebesaran “egoisme” dirinya. Dengan seharusnya MENCIPTAKAN RASA KASIH SAYANG pd yg minoritas.
Mayoritas harus menjadi suri taudan yang baik bagi yang minoritas. Yang besar harus memberi contoh yg baik, berprilaku yg elegan. Tak angkuh, apalagi merasa hebat.
Jika hal itu bisa dilakukan, minoritas dengan sendirinya akan memperlakukan hal yang sama. Akan memberi pelayanan terbaiknya pada yg mayoritas.
Rosul telah memberikan pondasi dasar dalam berprilaku dan bertutur kata. Dengan memberi rasa adil, bijaksana dan sudah tentu “bijaksini”. Maka beliau diberi lebel al amin, uswatun hasanah, dan dipuji langsung oleh Tuhan dengan kalimat Dan sungguh, dialam diri muhammad terdapat budi pekerti yang agung.
Kasih sayang baginda tak hanya diakui oleh umat islam semata, namun umat lainpun mengakui capaian sang baginda. Meski ada saja segelintir orang yg memang “mencela”. Namun bukan berarti celaan dan hinaan menjadikan baginda terhina atau bahkan membalas dg hinaan.
Banyak hal yang sebenrnya kita alpakan, bahwa islam adlah agama yg memberi kasih sayang terhadap apapun, dimanapun dan untuk siapapun. Bukan hanya sekedar simbolik, liftik dan gebyar semata. Namun perembesan nilai nialai dasar.
Itu adalah pondasi dasar dalam berbangsa, bernegara dan bertanah air.
Bukankah rasa aman, persatuan yg berkeadilan. Adil dalam kemakmuran adalah esensi dari harmoni kebangsaan kita.
Kita tak setuju atas monopoli ekonomi, namun bukan berarti menistakan dan mendelete etnis dan agama tertentu dari peta bumi ke indonesiaan kita?
Alangkah eloknya, bila energi umat dibangun kesadaran bahwa hidup adalah kompetisi, dengan menyiapkan kualitas SDM umat agar mampu bersaing dg umat dan etnik lain.
Jangan samapai hanya bisa berteriak kofar kafir pada yang lain, dengan melupakan elan fital ruang publik yg lain. Sektor pendidikan, ekonomi, budaya, profesi lain kesehatan adalah hal yg membutuhkan energi yg SUPER MANTAF.
Yang kaya harus merawat, ngopeni yg miskin, yang miskin otomatis mendoakan yg kaya. Simbiosis mutulisma. Bukan prilaku yg kaya selalu memanfaatkan si miskin untuk digerakkan ke jalan raya atas nama agama. Ini sangat super parasitisma.
Demikianlah kira kira..