Oleh : Yahya Aziz
Jumat sore kemarin 23/8/2019 sehabis mengisi Khotib jumat di masjid Almudzakkirin Ngagel dan mengisi Pengajian rutin sore di Masjid PT kereta api Alqithor, kami sempat mengunjungi Asrama Mahasiswa Papua di Kalasan Surabaya, kebetulan sangat dekat dengan majlis taklim kami.
Peristiwa RASISME beberapa hari yang lalu menimpa mahasiswa Papua, sungguh sangat memalukan kita sebagai anak bangsa. Alhamdulillah kondisi sekarang sangat kondusif, berkah 2 srikandi Jawa Timur ibu Khofifah dan Ibu Risma memohon maaf atas ulah segelintir orang yang memecah sesama anak bangsa. Papua adalah saudaraku sesama anak bangsa. Silahkan belajar di Jawa Timur, kelak Anda pulang untuk membangun negrimu Papua.
Benar benar hebat PROVOKATORnya….Penghinaan di Surabaya tapi bergejolak membara di Papua.
Mari kita membuka mata hati, ada misi perdamaian dunia yang dilakukan 2 pemimpin besar yaitu Grand syekh Alazhar Mesir Prof. Ahmad Thoyyib Muhammad Thoyyib dengan pemimpin dunia Katolik yang berpusat di Vatikan Paus Yohanes Paulus. Mereka bersahabat, saling merangkul, meninggalkan baju agama, suku, golongan dan ras demi misi perdamaian dunia. Mereka saling MEMUJI BUKAN MENCACI walaupun beda agama.
Persahabatan 2 tokoh besar muslim dan katolik di dunia ini, mengingatkan kami mengajar di ITS selama 10 tahun (1999-2009). Kami sebagai dosen Pendidikan Agama Islam sungguh sangat akrab dan bersahabat dengan dosen dosen non muslim dan dosen Mata kuliah Kewiraan (pancasila). Ada dosen agama katolik Bpk pendeta laksito sigit, agama kristen Pak suto wibowo, agama hindu ibu dra. Ni wayan dan agama budha pendeta chamawati.
Dan semua dosen kewiraan ada pak Soe Darsoo, Pak Toni Hanoraga,ibu Niken dan ibu Windiani Andi.
Hampir tiap hari kami bersama mereka diskusi tentang mata kuliah agama, pancasila dan wawasan kebangsaan dan ke Indonesiaan demi terciptanya persaudaraan sebangsa dan setanah air.
Keberagamaan itu adalah suatu keniscayaan dan itu sudah menjadi SUNNATULLAH yang tidak bisa diingkari.
Kalau Allah mau menciptakan semua manusia sama, seagama, seragam tinggal mengucapkan KUN FAYAKUN…Pasti terjadi. Tapi faktanya berbeda. Dan Allah berkehendak menciptakan alam raya ini berbeda. Ada Langit bumi, panas dingin, siang malam. Antar suku agama ras dan golongan pun berbeda.
Adapun tujuan Allah menciptakan berbeda :
Untuk saling menghormati, menghargai, tepo seliro sesama manusia.
Mari kita jadikan perbedaan itu WAY OF LIFE sumber kekuatan bangsa. Itu adalah BHINEKA TUNGGAL IKA….
Ada pelajaran hidup dari grand syekh alazhar mesir bersahabat dengan paus yohanes paulus. Beliau ini termasuk tokoh MUSLIM MODERAT ( alwashitiyah), sudah berkunjung ke Pondok Modern Gontor dua kali, sambil memberi bea siswa 80 santri gontor dan 100 pelajar Indonesia.
Pelajaran kehidupan dari beliau adalah :
1. Menjaga lisan.
Walaupun berbeda agama grand syehk alazhar selalu menjaga lisannya dalam bertutur kata. Walaupun beda agama. Beliau kalau bicara sejuk, menyejukkan dan santun. Sesuai dengan hadits nabi :
من كان يوء من بلله واليوم الاخر فليقل خيرا او ليصمت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata dengan baik (menyejukkan) atau diam”. (Bukhori muslim)
2. Tidak sombong dan mudah memaafkan.
Grand syeikh tokoh musilm dunia, mayoritas muslim pengikutnya. Termasuk Bpk Qurais Syihab akrab sama beliau. Karena pak quraisy alumni alazhar, mantan dubes Mesir dan Ketua alumni alazhar mesir cabang Indonesia.
Walaupun beda agama dengan paus yohanes paulus tidak sombong, tapi saling menghargai dan menghormati sesama manusia.
Sesuai dengan hadits nabi :
لايدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر
“Tidak akan masuk surga orang yang hatinya ada sebiji dari sombong” ( muslim )
3. Indah saling memuji bukan mencaci.
Grand syekh alazhar selalu memuji paus, dia hilangkan rasa benci, mencaci walaupun beda agama.
A. Larangan mengolok ngolok, mencaci antar manusia. ( QS. Alhujorot 49 : 11)
B. Larangan Menghina, mencaci sesembahan Tuhannya non muslim, sebab ini termasuk penistaan agama. (Alanam 6 :108)
Jangan sampai kita hidup ini suka mencaci, memaki sesama manusia walaupun beda agama, suku, ras dan golongan. Sebab kita tidak tahu kapan kita mati.
Jangan jangan ketika Anda mencaci, menghina sesama manusia, malaikat IZRAIL mencabut nyawamu. Anda termasuk mati golongan yang SUU’UL KHOTIMAH. Naudzubillah min dzalik
Y A : Penulis buku Kehidupan