Oleh : Firman Syah Ali
*) Penulis adalah Bendahara Umum Ikatan Alumni PMII Jawa Timur
Hampir 5 000 jiwa penduduk Italia meninggal dunia akibat wabah penyakit menular Covid-19. Kita tidak pernah menyangka negara bekas Kekaisaran Romawi (Rome Empire) ini akan menjadi Juara I jumlah korban jiwa wabah Coronavirus. Bila digabung dengan jumlah korban jiwa dari negara lain, maka per hari ini jumlah korban jiwa wabah corona hampir mencapai angka 12 000 jiwa.
Dalam pandangan Islam, bencana terdiri dari tiga kemungkinan sebagai berikut :
Kemungkinan pertama adalah bala’, ini adalah ujian yang mengangkat derajat seseorang jika ia mampu melewatinya dengan baik, penuh kesadaran, keikhlasan, dan tawakal. Bala’ memperkuat keimanan dan memperkokoh ketaatan seorang hamba. Bahkan, bala’ juga menjadi media peleburan dosa bagi hamba yang mampu menjalaninya dengan baik dan penuh kesabaran.
Kemungkinan kedua, sebagai hukuman atau iqob, jika manusia melampaui batas dengan melanggar aturan Tuhan. Contohnya, manakala manusia mengeksploitasi sumber daya alam sehingga merusaknya dan mengganggu keseimbangan alam. Hukuman atau Iqob disebabkan oleh perilaku manusia sendiri.
Kemungkinan ketiga adalah Azab dunia atau pembinasaan atau siksaan. Selain Azab dunia ada juga azab kubur dan azab akhirat. Azab dunia ini sering terjadi pada umat terdahulu yang menolak ajakan para nabi untuk bertauhid kepada Allah SWT. Manakala para nabi itu menyerukan keimanan, suatu kaum justru kian asyik tenggelam dalam kekufuran. Sebagai respon dari ketidakpatuhan secara berkesinambungan tersebut, maka Allah mengirimkan azab dunia yang membinasakan suatu kaum. Bangsa-bangsa di dunia yang pernah dikirimi azab dunia oleh Allah antara lain bangsa nabi nuh, bangsa aad atau atlantis, bangsa tsamud, bangsa nabi luth, bangsa madyan atau media, bangsa aikah, bangsa al-rass, bangsa ukhduud, bangsa anthakiyah, bangsa himyar dll.
Kita sama-sama tidak tau apakah musibah corona yang saat ini sedang melanda dunia merupakan ujian, iqob atau azab, sebab azab itu tidak hanya menimpa orang jahat dan zalim tapi juga menimpa orang baik dan adil. ini tegas disebutkan di dalam kitab suci Al-Qur’an sebagai berikut :
{وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (25) }
Dan peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
Dalam ayat ini Allah Swt. memperingatkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar waspada terhadap fitnah. Yang dimaksud dengan fitnah ialah siksaan atau azab. Apabila ia datang menimpa, maka pengaruhnya meluas dan menimpa semua orang secara umum, tidak hanya orang-orang durhaka dan orang yang melakukan dosa saja, melainkan bencana dan siksaan itu mencakup kesemuanya; tidak ada yang dapat menolaknya, tidak ada pula yang dapat melenyapkannya.
Apabila kaum mu’min, orang-orang baik, orang-orang shaleh diam saja melihat sebuah kebathilan, kezaliman, kejahatan dan kemaksiatan yang merajalela, maka ketika azab turun orang-orang mu’min tersebut akan ikut tersapu oleh azab.
Azab itu buta, tidak pandang bulu, kalau sudah terlanjur turun ke muka bumi maka semua disapu bersih, termasuk orang-orang mukmin. Maka cegahlah turunnya azab dengan memperbanyak amar ma’ruf nahi munkar, yaitu mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran di muka bumi. Semua orang beriman mengemban misi dakwah, dan salah satu tujuan dari dakwah adalah agar kita selamat dari azab.
Segala penyakit ada obatnya, semua musibahpun ada obatnya. Obat dari musibah adalah istighfar, taubatan nasuha. Berdasar hadits riwayat Ibnu Abbas, Allah SWT pernah menghentikan azab terhadap bangsa Ninive (bangsanya Nabi Yunus) karena mereka bertaubat dan taubat mereka diterima.
Namun walaupun saya banyak membahas masalah azab dalam tulisan ini, saya juga tidak tau apakah wabah corona ini merupakan ujian, iqob atau azab. Hanya Allah SWT yang tau akan semua ini. Saya hanya mengajak diri sendiri dan kita semua untuk memperbanyak istighfar, istighfar yang sesungguhnya, kita mintakan ampunan dosa-dosa diri kita sendiri dan dosa-dosa seluruh kaum mu’minin wal mu’minat, muslimin wal muslimat di seluruh dunia. Sebab hanya itu satu-satunya ikhtiar bathin yang direkomendasi oleh Rasulullah SAW, tentu saja dengan tidak meninggalkan ikhtiar lahir seperti mengenakan masker, menghindari kerumunan atau perkumpulan, aktif cuci tangan dan mengikuti petunjuk para ahli. Begitulah contoh dari Rasulullah SAW.