Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jawane

 

“Dadi wong jowo kuwi ojo nganti ilang jawane”, kalau di artikan dalam bahasa indonesia yaitu “Kalau anda termasuk orang jawa itu jangan sampai menghilangkan jawanya.”

Ya, memang betul sekarang ini hal itu sedang terjadi, mungkin bukan hanya untuk orang jawa saja, bisa jadi ditempat lain juga mengalami hal yang sama.

Namun, karena saya asli orang jawa jadi saya hanya membahas tentang daerah saya saja.

Kenapa sih hal ini bisa terjadi?

PERTAMA, Terputusnya ilmu yang disampaikan oleh orang tua kita kepada generasi penerusnya

Jadi bisa dibilang para orang tua acuh dan lebih memilih menggunakan kebiasaan formal daripada tradisi jawa. Dan takut dianggap melenceng jika masih tetap berpegang teguh pada tradisi jawa. Karena hanya simbah atau eyang kita terdahulu yang memegang erat tradisi ini, kemudian setelah mereka meninggal tradisi ini tak diajarkan kepada generasi penerusnya.

KEDUA, Mata Pelajaran tentang bahasa Jawa ini tidak masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah

Memang dalam sekolah tetap disertakan pelajaran bahasa jawa, namun ini hanya muatan lokal saja, karena hanya untuk daerah tertentu saja. Sehingga mata pelajaran disusun tidak sampai dalam. Dengan demikian kurikulum sekolah lebih mengutamakan pelajaran umum daripada pelajaran bahasa jawa atau sejenisnya.

KETIGA, Tradisi Jawa dianggap kuno dan tidak sesuai dengan perkembangan jaman

Generasi sekarang lebih memilih melek teknologi daripada mengenal daerahnya sendiri. Mereka lebih condong untuk tahu tentang dunia luar, daripada daerahnya sendiri. Karena mereka beranggapan belajar tradisi jawa itu ketinggalan jaman, sulit dan tidak keren. Inilah salah kaprahnya.

KEEMPAT, Kerajaan sudah tidak memegang peranan penting dalam masyarakat

Kerajaan yang seharusnya masih memegang tradisi budaya jawa yang kental, namun mereka seperti hilang kendalinya. Kalau dalam istilah mereka itu ada tetapi tidak mengenalkan dirinya.

Jadi kalau dalam bahasa bisnis, kerajaan jarang melakukan promosi untuk selalu mengenalkan tradisi dan budaya jawa agar generasi sekarang ini bisa tahu bahkan bisa suka dengan budaya daerah sendiri sehingga kita tidak perlu khawatir akan kepunahan tradisi jawa. Dan hanya dalam momen-momen tertentu saja kerajaan muncul.

Nah, mungkin itu 4 hal yang bisa saya temukan tentang kenapa orang jawa hilang jawane. Mungkin sebenarnya tidak hanya 4 hal ini saja, bahkan bisa lebih banyak lagi. Karena memang keterbatasan ilmu yang ada didalam diri saya sehingga tidak bisa menyampaikan banyak hal didalam tulisan ini.

Namun, saya berharap kita sebagai orang jawa untuk tidak menghilangkan khas jawa kita. Mungkin dari bahasa, tingkah laku, tradisi , budaya dan sejarah.

Bayangkan saja kalau semua acuh pasti generasi selanjutnya orang jawa akan hilang jawane.

Jadi tulisan “Dadi wong jowo ojo nganti ilang jawane” akan dianggap benar jika orang-orang yang masih memegang tradisi, budaya dan sejarah jawa, namun tidak menurunkan ilmunya bahkan cuek saja kepada generasi sekarang ini.

Totok Budiantoro

Koresponden MM.com