Para Kyai beda sikap terhadap Corona, Cak Firman sebut itulah hebatnya Indonesia.

Surabaya- Masuknya Novel Coronavirus ke Indonesia disikapi berbeda oleh para Kyai Indonesia. Ada Kyai yang langsung meliburkan pondok pesantren dan membatalkan jadwal ceramahnya, namun ada Kyai yang bersikukuh tidak mau meliburkan Pondok Pesantren dan tetap berceramah seperti biasa, tidak takut terhadap virus corona.

Ada sebuah cuplikan video yang viral di medsos, dimana salam video tersebut KH Agoes Ali Masyhuri Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Lebo Sidoarjo menegaskan agar rakyat jangan mau ditakut-takuti dengan virus corona, ini semua hanya framing yang ujung-ujungnya nanti jualan vaksin anti virus. Jumlah korban kecelakaan sepeda motor jauh lebih banyak daripada korban virus corona, maka rakyat kecil terutama yang hidupnya susah tidak usah ikut-ikutan takut corona.

Ada juga video di mana Habib Syekh Bin Abdul Qodir Assegaf menyerukan agar majelis-majelis dzikir tetap jalan seperti biasa dan orang indonesia tidak usah ikut-ikutan share berita tentang corona. “hentikan share berita tentang corona” tegas Habib Syekh dalam sebuah video yang viral.

Tidak kalah mengagumkan, Majelis Dzikir asal Surabaya, yaitu Majelis Dzikir Tarbiyatul Qulub pimpinan Abuya KH Zainuddin Husni tetap ramai seperti biasa, jamaah berdatangan dari seluruh penjuru indonesia berdesak-desakan ikut dzikiran, bergandengan tangan ketika melafalkan wirid Allah Allah Allah Allah Allah. Mereka bukan orang awam yang tidak membaca isu virus corona, tapi mereka telah kehilangan rasa takut demi terus dapat berdzikir dengan Kyainya.

Di sisi lain, Pondok Pesantren Tebuireng menutup Makam Pesantren yang biasanya menjadi magnet para peziarah dari seluruh penjuru indonesia bahkan dari luar negeri.

Ponpes Nurul Jadid Paiton juga menunda Haul dan Harlah dalam rangka mengantisipasi penyebaran corona.

Melihat perbedaan sikap Kyai dan pesantren dalam menghadapi isu corona tersebut, Cendikiawan muda NU Firman Syah Ali angkat bicara.

“Para kyai yang menutup pesantren dan yang tetap tidak menutup pesantren, yang tetap hadir pengajian dan yang membatalkan jadwal pengajian, beliau-beliau sama-sama punya dalil, kita sebagai santri menghargai sikap beliau-beliau tersebut. Itulah hebatnya Indonesia, Kyai-kyainya punya cara sendiri-sendiri dalam melawan wabah, ada yang menempuh cara tutup pesantren dan ada yang melawannya dengan istighotsah dan dzikir bersama, bangsa lain mana punya yang beginian?” ucap Keponakan Menkopolhukam RI Mahfud MD ini.

“kalau saya pribadi cenderung hati-hati dan menghindari kerumunan massa, tapi kalau diundang haul, harlah, tahlilan dll ya tetap hadir, saya waspada corona tapi tidak keterlaluan” pungkas Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim ini. Husnu Mufid