Menara Madinah.com,Ustadz Jefri telah lama tiada,tetapi kisah hidupnya selalu relevan untuk kita semua sebagai ibrah(pelajaran) berharga.
Saya pribadi adalah penggemar Uje(sapaan Ustadz Jefri) ,walaupun saya tidak pernah bertemu langsung beliau.Dulu,saya sering menyimak ceramah -ceramah beliau di layar kaca.Untuk sekarang ini,saya melihat dan mendengarkan tausiyah beliau lewat channel youtube yang banyak menayangkan program-program dakwah beliau semasa Uje masih hidup.
Banyak kalangan menyebut beliau dengan julukan”ustadz gaul”.Karena putera ketiga dari lima bersaudara ,dari pasangan H.M .Ismail Modal (alm) dan Ibu Hj.Tatu Mulyana tersebut kerap kali memakai bahasa gaul dalam ceramahnya.Semisal “Halo,Fren!”, Hai,cuy!’ dan lain sebagainya.Disamping itu,kostum beliau juga modis ,namun tetap rapi saat mengisi berbagai acara on-air ataupun off-air.
Walaupun beliau disebut” ustadz gaul”,isi ceramah-ceramahnya sungguh mendalam dan penuh hikmah.Mengajak kita semua taat pada Allah SWT ,mencintai Rasulullah,berbuat baik pada sesama manusia dan menyikapi peristiwa kehidupan dengan baik sangka dan sikap optimis.
Uje yang lahir di Jakarta ,12 April 1973 sejak kecil mendapat pendidikan agama yang disiplin didalam keluarganya .Apalagi ,rumah keluarga Uje berdekatan dengan masjid.
Waktu Kelas 3 SD,Uje kecil selalu diperintah ortunya untuk adzan Shubuh.Uje juga punya minat dan bakat dalam bidang seni.Seringkali,dia juga menjadi juara lomba qashidah,MTQ dan lomba adzan.
Usia 16 tahun,terjadi perubahan pada diri Jefri.Dia mulai kenal dunia malam dan memakai narkoba,pecandu berat.Hidupnya banyak dihabiskan dari diskotik ke diskotik lainnya untuk menari.
.Diapun beberapa kali mendapat piala sebagai The Best Dancer.Tahun 1990,Jefri lulus SMA dan tertarik dunia akting .Dia belajar akting secara otodidak .Sempat pula dia main dibeberapa sinetron seperti Pendekar Halilintar,Kerinduan dan lain-lain.
Aktivitasnya didunia akting ditentang oleh ayahnya.
Mendapat pertentangan,Jefri keluar dari rumah dan menginap dirumah kawan-kawannya.Rambutnya dibiarkan gondrong.Untungnya,karier akting Jefri makin meningkat.Puncaknya dia dinobatkan sebagai Pemeran Pria Terbaik dalam Sepekan Sinetron TVRI 1991.
Tahun 1992,ayah Jefri wafat.Dia menyesal karena sering mengabaikan perkataan ayahnya .Tetapi,dia tetap larut dengan dunia malam dan memakai narkoba.
Akibat narkoba,selama satu tahun lebih dia mengalami ketakutan-ketakutan luar biasa.Dia mimpi melihat jasadnya sendiri dalam balutan kain kafan.
Suatu ketika ibunda Jefri yang seorang penceramah mengajak Jefri untuk pergi umrah.Di Tanah Suci Mekah,Jefri berniat kuat untuk sembuh dan kembali ke jalan Allah.Didepan Ka’bah ,dia memohon ampun atas dosa-dosa dan kekhilafannya di masa lampau.
Beberapa waktu kemudian,sepulang dari umrah,Jefri diminta mengisi ceramah untuk ibu-ibu jama’ah Yassin dilingkungan tempat tinggalnya.Teks ceramah pertamanya dibuatkan oleh Pipik Dian Irawati,seorang wanita asal Semarang yang menjadi istri sejak 7 September 1999.
Sejak itu,Jefri mulai dikenal sebagai seorang mubaligh yang ceramah di banyak tempat.Mulai acara pernikahan,hari-hari besar Islam,peresmian masjid dan sebagainya hingga diundang banyak stasiun TV untuk mengisi program-program keagamaan.
Publik mulai mengenal dan menyebutnya Ustadz Jefri(Uje),sang da’i gaul.
Selain aktif ceramah,Uje juga punya kemampuan menulis buku dengan baik.Karya tulis Uje antara lain Remaja Mencari Tuhan,Senandung Cinta dan
Sekuntum Mawar Untuk Remaja.Di bidang tarik suara,ayah dari Adiba Khanza Az-Zahra,Mohammad Abizar Al-Ghifari,Ayla Azuhro dan Attaya Bilal Rizkillah telah menulis dan merekam banyak lagu religi yang mendapat sambutan positif dari masyarakat luas seperti Bidadari Surga dan Shalawat Cinta.
Mengenai nama Ustadz Jefri Al-Buchori ,Habib Abdurrahman ,Pengasuh Majelis Ta’lim Habib Ali Kwitang Jakarta dengan tutur kata yang santun dalam sebuah majelis yang dihadiri langsung Ustadz Jefri ,menginformasikan bahwa kata “Al-Buchory dibelakang namanya sebaiknya diubah.Alasannya ” Al-Buchory “adalah nama salah satu marga sayyid,keturunan Imam Musa Al-Khazim,kakak tertua dari Imam Ali Al-Uraidhi ,leluhur kaum Alawiyyin Hadhramaut.
Mendengar informasi tentang namanya tersebut,Ustadz Jefri meresponnya dengan begitu positif.Mulai hari itu ia memilih nama untuk dirinya ” Jefri Buchori,tanpa ada sisipan “Al” ditengahnya.Di akun twitternya kala itu ,dia menulis “Jefri Buchori” sebagai tindak lanjut dari saran Habib Abdurrahman.
Tweet terakhir Uje ditulis tanggal 13 Maret 2013 sebelum beliau wafat tanggal 26 April 2013:
Pada akhirnya ..Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh..Dan pada saat itu..Kembali adalah yg terbaik..Kembali pada siapa..??? Kpd “DIA pastinya..Bismi_KA Allohumma ahya wa amuut.._Uje..Full Jefri Buchori”
Makna titik jenuh adalah kembali kepada Allah yang Maha Hidup,ditutup dengan do’a sebelum tidur,istirahat yang panjang.
Selama berkiprah di dunia dakwah ,Uje dikenal akrab dengan mubaligh-mubaligh lainnya,sebut saja KH.Zainuddin MZ(alm),Aa’Gym,Ustadz Solmed,Ustadz Ahmad Al-Habsy.Uje juga punya sifat dermawan.Pernah memberi sebuah sepeda motor pada seorang penyandang cacat sebagai sarana transportasi untuk bekerja.
Tiap insan punya cerita dan menjadi cerita ,cerita manusia tergantung dari apa yang dilakukan selama dia hidup didunia.
Kontributor:Bro J/Dari berbagai sumber.