Oleh: A. Bajuri
Direktur Utama Bakkah Travel.
Virus korona makin hari makin merajalela, bahkan telah merusak tatanan agama. Sholat di masjid tak boleh lama. Iktikaf di masjid tak dianjurkan. Bersilaturrahim harus dihindari. Bersalaman pun harus dijauhi.
Mengapa ini bisa terjadi? Karena manusia menempatkan virus ini sebagai penjajah tanpa batas. Menjadi raja kejam yang membinasakan siapapun, tak pandang usia, bangsa dan agama.
Tiap hari terus dibahas, diceritakan, diberitakan, bahkan ekspansinya yang telah mengacaukan semua sendi kehidupan, terus diekspose oleh para pemilik ponsel di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, banyak orang mendadak menjadi ahli medis. Mendadak dokter, mendadak ahli kesehatan, mendadak ahli virus, mendadak pengamat, mendadak pejabat dinas kesehatan dan semua merasa berhak mengumumkan wabah korona ini.
Virusnya sendiri tertawa, merajalela, besar kepala, karena merasa sukses besar. Korona makin berkuasa, makin menjadi raja. Raja yg menghantui semua org, baik yang beragama atau tidak beragama. Bahkan menghantui org2 yg sudah sering umrah dan haji.
Kini, setanpun melakukan pesta. Setan dan bala tentaranya bahagia, senang karena sukses targetnya Karena faktanya, banyak orang lebih takut kepada korona daripada berdoa Tuhannya.
Saya kuatir sebentar lagi, Jumatan dilarang karena takut terkena korona. Kalau ini terjadi, sungguh setan semakin di atas segalanya.
Saya mengajak kepada semua orang untuk mulai sekarang membikin GERAKAN SPK (STOP POSTING KORONA).
Hentikan info korona hanya di hp kita. Jangan teruskan posting2 korona. Saring dan filter, info2 korona. Biarlah info korona hanya dari media online atau media elektronik. Jgn ikut2an posting. Karena kita bukan ahlinya.
Bismillah, ayo STOP KORONA HANYA di HP Kita, Allah pasti akan menolong kita. Amin.***