Oleh : Firman Syah Ali, SH, MH.
Ada beberapa teman WA mengirim video Tengku Zulkarnaen, Ustaz Zaid Fethullah dan Ustaz Abdul Somad Batubara yang berisi pernyataan dukungan terhadap Masyumi Reborn. Mereka bertanya “Bang, bukankah Tengku Zulkarnaen dan UAS itu sholat subuhnya pake Qunut? kok ikutan Masyumi Reborn? bukankah Masyumi itu musuh NU?”.
Dengan telaten saya jawab pertanyaan mereka satu per satu.
Pertama, Tidak semua penganut dan pengamal Aswaja di indonesia itu merupakan warga NU. Banyak orang ziarah kubur, tahlilan, manaqiban, tabarrukan, mauludan, kendurian dll tapi secara organisatoris mereka bukan NU, bahkan sebagian malah bertentangan dengan NU. Diantara ormas berfaham Aswaja yang bukan jami’iyah sekaligus bukan Jamaah NU antara lain Jami’at Kheir, Rabithah Alawiyah, Al Jami’atul Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Mathla’ul Anwar (MA), Al Khairaat, Nahdlatul Wathan, Front Pembela Islam (FPI) dll.
Jami’at Kheir merupakan Ormas tertua di Hindia Belanda, bahkan lebih tua daripada Ormas Boedi Oetomo. Ormas beraliran Aswaja ini didirikan oleh Para Habaib dan berpusat di Batavia.
Jamiyatul Washliyah atau kerap disingkat Al Washliyah dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah kerap disingkat PERTI merupakan dua Ormas Aswaja yang berdiri 4 tahun setelah berdirinya NU. Bedanya, NU berbasis di Jawa, sedangkan Al Washliyah dan PERTI berbasis di Sumatera. Diantara kader Al Washliyah saat ini adalah Tengku Zulkarnaen dan Ustad Abdul Somad Batubara.
Mathla’ul Anwar (MA) adalah Ormas Aswaja asal Banten yang 10 tahun lebih tua daripada NU, diantara kader MA saat ini adalah Menteri Agama Fachrul Razi Batubara.
Rabithah Alawiyah adalah Ormas khusus para Keturunan Rasulullah (Alawiyyin) yang berdiri dua tahun setelah NU. Ormas ini fokus pada gerakan kemurnian dan ketertiban pencatatan nasab Alawiyyin di Hindia Belanda.
Al Khairaat adalah Ormas Aswaja yang didirikan oleh Guru Tua di Palu Sulawesi. Walaupun amaliyahnya mirip NU namun secara politik lebih dekat dengan eks masyumi, bahkan Salim Segaff Aljufri sebagai cucu pendiri Alkhairaat aktif di PKS, sebuah Partai Politik yang kerap bersebarangan secara ekstrim dengan NU.
Nahdlatul Wathan (NW) adalah Ormas Aswaja asal NTB yang saat ini dipimpin oleh Tuan Guru Bajang (mantan Gubernur NTB), cucu dari pendiri NW Tuan Guru Hamzanwadi.
Front Pembela Islam (FPI) adalah Ormas yang didirikan dan dipimpin oleh Habib Muhammad Rizieq Shihab di Jakarta. Organisasi FPI erat kaitannya dengan Jamiat Kheir karena HRS sebagai pendiri FPI merupakan orang Jamiat Kheir. Amaliyah sehari-hari tentu sama persis dengan NU, namun orientasi pemikiran dan politik cenderung berseberangan.
Di Pamekasan Madura banyak orang beramaliyah NU tapi ormasnya bukan NU dan sebagian mereka sering menyerang NU melalui medsos. Di Aceh, yang pernah kita kenal sebagai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) amaliyah sehari-harinya ya Aswaja, sama persis dengan NU. Begitulah aneka ragam Aswaja di Indonesia.
Kedua, Masyumi bukan musuh NU. Masyumi adalah organisasi gabungan organisasi-organisasi islam dimana Muhammadiyah menjadi anggota istimewa. Masyumi tidak sejalan dengan NU sehingga NU keluar dari Masyumi. Ketika NU secara organisatoris keluar dari Masyumi, beberapa oknum tokoh NU masih ada yang bertahan di Masyumi dan bersifat turun-temurun, bahkan setelah Masyumi bubar orientasi politik mereka selalu sejalan dengan agenda eks masyumi dan berlawanan dengan agenda NU. Begitupun tokoh-tokoh Aswaja non NU, cenderung berafiliasi politik ke kelompok eks pendukung Masyumi.
Semoga artikel ini berhasil menjawab pertanyaan sahabat-sahabat via Whatssapp, agar kita sama memahami bahwa NU sudah pasti Aswaja namun Aswaja belum tentu NU. Bahkan warga NU sendiri belum tentu tidak ikut Masyumi dengan berbagai varian dan diasporanya. Warga NU di PKS ada, warga NU di PAN wow lumayan, warga NU di PBB ada, bahkan sebagian oknum warga NU sudah ada yang menunjukkan dukungan kepada Partai Masyumi Reborn.
Aswaja dan NU adalah raksasa Indonesia, jumlahnya sangat banyak, wajar kalau sebagian ada yang seperti itu, namun mayoritas warga NU tetap mengikuti arus utama kepemimpinan dan kebijakan Ormas NU.
Selamat Hari Lahir Hijriyah NU yang ke-92, Hubbul Wathon Minal Iman, NKRI harga mati.
*) penulis adalah Bendahara Umum PW IKA PMII Jawa Timur/Pengurus Harian LP Ma’arif NU Jawa Timur