Bandung Tempo Dulu

Kota lama di Indonesia, pasti ada alun alun sebagai konsep keselarasan dengan alam sekitarnya. Alun alaun meripakan rancangan para wali, ketika mendirikan sebuah pusat pemerintahan. Semua kota di Indonesia, dibrancang dengan trade mark alun alun sebagai ruang terbuka untuk mengadakan kegiatan sosial. Pengertian Alun- Alun itu sendiri ialah lapangan luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan sebagai tempat untuk kegiatan masyarakat. Berikut ini laporan Zaenal Arifin jurnalis zitizen menaramadinah.com dari Bandung.

Alun – Alun Bandung tempo doeloe dibangun di depan pendopo kabupaten, sehingga keberadaannya merupakan satu kesatuan dengan Masjid Agung dan bangunan pemerintahan lainnya. Di alun – alun itulah masyarakat melakukan berbagai kegiatan sosial, mulai dari berdagang, berwisata hingga bermain dengan anak.Seperti alun-alun di banyak kota di Indonesia, bagian tengah alun-alun Bandung ditanami sepasang pohon beringin yang dilambangkan sebagai pengayom. Satu di antaranya dinamakan Wihelmina-boom karena ditanam untuk memperingati pelantikan Ratu Belanda Wihelmina pada tanggal 8 September 1898. Pohon beringin di sebelahnya yang ditanam tahun 1909, dinamakan Juliana-boom untuk memperingati kelahiran Ratu Juliana.Kedua pohon tersebut sering dijadikan tempat berteduh masyarakat dari teriknya sinar matahari. Namun menjelang pendudukan Jepang, pohon beringin di tengah alun-alun itu tumbang. Kata orang tua jaman dulu, itulah ciciren (tanda-tanda) kejatuhan Belanda pada saat masa penjajahan.Pada tahun 1984, alun – alun dihiasi dengan hiasan pot – pot besar. Tetapi keberadaan alun – alun yang pada saat itu kurang penerangan seringkali disalahgu nakan oleh berbagai pihak. Pada tahun 1997, lalu lintas sekitar alun – alun mulai dihinggapi kemacetan. Banyaknya pedagang kaki lima, kendaraan umum yang tidak tertib dan juga banyaknya parkir liar membuat kawasan alun – alun tidak lagi indah dan bahkan terlihat kumuh dengan banyaknya tunawisma yang meminta – minta di sekitar Mesjid Agung. Pada pertengahan tahun 2014, walikota Bandung Ridwan Kamil membuat terobosan dengan program kerjanya yang ingin membuat Kota Bandung kembali hijau. Beberapa ruang terbuka hijau telah dibangun dan mendapat respon positif dari masyarakat. Alun – alun Bandung pun ikut berbenah dan mempercantik diri. Kini Alun – Alun Bandung terlihat asri dan nyaman dengan adanya rumput sintetis dan perpustakaan yang sebentar lagi akan dibangun.