Candi Pundong

Oleh : Garudhara
Candi Pundong berada di belakang rumah warga yang terletak di Dusun Watutangi, Desa Pundong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Kondisi Candi Pundong sudah tidak utuh lagi, banyak bata berserakan di sekitar candi. Hanya menyisakan struktur berbentuk persegi dengan ukuran 4,95 m x 4,95 m. Dengan lubang sumuran tempat memendam peripih.


Dan ternyata, kotak peripih berhasil diamankan warga. Waktu menggali sumuran candi tersebut.

Apasih peripih?
Dalam bahasa jawa kuno, istilah “pripih” berarti selapis emas yang ditempa tipis (Zoetmulder, 1995:780).
Kemudian lempeng emas tipis itu diyakini sebagai benda yang keramat, yang dimasukkan ke dalam suatu wadah dan dipendam di suatu tempat (sudah dijelaskan dipostingan beberapa waktu lalu).
Selain logam mulia (emas, perunggu maupun perak) pripih bisa juga berwujud batuan setengah mulia, kaca, abu, biji- bijian, buah, bahan makan, minuman, obat-obatan, penyedap masakan, dsb.
Ada pula peripih berupa kaca, abu, perak, manik-manik, miniatur Lingga dan Yoni; mata uang logam (coin), cincin (karah) ; cermin perunggu (darpana), dan tulang- belulang terbakar sebagai binatang korban.

Kesimpulan diatas menegaskan bahwa, peripih bukanlah seperti yang selama ini dipahami. Karena peripih itu bukan berupa wadahnya. Tapi pripih menunjuk kepada beragam benda dan bahan yang berada didalam kotak tersebut. Oleh karena itu, harusnya bisa membedakan antara peripih dan wadah peripih. Keduanya adalah wadah dan isi. Kebanyakan tinggalan arkeologis yang berhasil didapatkan tinggal berupa wadah pripih. Adapun peripihnya itu sendiri kebanyakan telah raib. Bangunan suci candi tanpa peripih, sama hanya dengan sosok tanpa unsur inti. Demikianlah, peripih merupakan komponen urgen bagi bangunan suci candi.

Kebanyakan wadah peripih terdiri atas satu set benda yang terdiri atas wadah dan tutup. Tapi ada pula yang dilengkapi dengan pedestal yang dipahat menyatu dengan wadah peripih, atau juga yang terpisah satu sama lain. Pedestal itu ada kalanya dibentuk menggambarkan bunga teratai yang merekah (padma), sebagai simbol bunga suci. Dengan padma yang merupakan simbol kesucian itu, maka benda dan bahan yang disucikan dan ditempatkan di dalamnya mengalami “sakralisasi”.
Suatu wadah peripih yang berbangun persegi (kotak) seperti di candi pundong ini, kemungkinan tak hanya terdiri dari satu buah kotak. Namun dapat pula terdiri dari sejumlah kotak dengan jumlah tertentu yaitu: 9, 17 hingga 25 kotak, yang menggambarkan formulasi simbolik yaitu empat atau delapan penjuru mata angin plus titik sentrum.
Selain kotak peripih, ditemukan pula batu lumpang persembahan dan juga genuk atau gentong.