Rumah Batu Olak Kemang Jambi. Hari ini [6 Marer 2020] diterik pagi hari, mencoba berjalan menelusuri tempat di mana Sayyid Muhsin al-Musawa (w. 1935) yang merupakan pendiri dari Madrasah Darul Ulum Mekah pernah belajar di Madrasah Nurul Islam yang berada di Tanjung Pasir. Berikut ini laporan Hafidj Z Abto jurnalis Citizen.
Selepas menengok ke sana, saya dan Ust Muhammad Al-Adzro’i melangkah menuju Rumah Batu Olak Kemang yang dibangun atas inisiatif Sayyid Idrus Bin Sayyid Hasan Al- jufri atau lebih dikenal dengan Pangeran Wiro Kusumo.
Rumah Batu menjadi tempat berkumpulnya para ulama dalam menyebarkan agama Islam, selain tempat berkumpulnya para ulama, rumah batu ini juga berfungsi untuk tempat memecahkan masalah masyarakat pada masa dahulu. Selain itu juga dijadikan sebagai tempat berdagang oleh pedagang asing dan dijadikan pusat pendidikan. Perencanaan rumah batu pembuatannya dilakukan oleh seorang arsitektur yang berbangsa Cina, yang beragama Islam bernama Datuk Shintai. Datuk Shintai adalah orang yang bijaksana dan penasehat di Kerajaan Jambi. Pada saat perencanaan pembagunan Rumah Batu, Datuk Shintai mengemukakan pendapat kepada Pangeran Wiro Kusumo bahwa di Negeri Cina rumah seorang raja berlambangan naga dan barongsai. Selain rumah raja hanya Kelenteng yang boleh memakai lambang naga dan barongsai.
Pangeran Wiro Kusumo setuju dengan saran Datuk Shintai maka dibangunlah Rumah Batu Tua tersebut pada abad ke 18. Rumah Batu Tua yang berada di Kelurahan Olak Kemang ini mempunyai ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh rumah-rumah bersejarah lainnya, dan keunikan yang khas, selain bangunannya terbuat dua tingkat yang menggabungkan ciri khas bangunan budaya lokal Jambi. Penjelasan lebih lanjut dapatlah dibaca Jurnal yang ditulis oleh Budi Purnomo.
Jumat, 6 Maret 2020.