Oleh : Dian Tanjung Sari, S.Pd
(Kepala Madrasah MI Ar-Roudhoh Baratan Kec. Patrang Kab. Jember)
Di MI Ar-Roudhoh setiap wali kelas wajib membuat program kegiatan kelas selama satu semester. Disini saya menemukan banyak ide-ide unik yang saya temui dari teman – teman wali kelas. Satu diantaranya yang menarik perhatian saya adalah program dari kelas 1A dimana setiap satu bulan sekali secara bergantian wali murid kelas tersebut datang sebagai pemateri dan materinya sesuai dengan pekerjaan atau profesi mereka masing-masing.
Sebagai contoh pada bulan Januari 2020 lalu, wali murid yang berprofesi sebagai ahli gizi di Rumah Sakit Paru-paru mendapat giliran sebagai host di kelas tersebut dengan tema kesehatan, khususnya Pencegahan Virus Hepatitis. Beliau menjelaskan secara fasih seputar virus hepatitis yang sedang booming menyerang Jember.
Para guru dan siswa tampak antusias menyimak paparan guru model tersebut. Guru model jamak disebut modelling dalam pembelajaran kontekstual. Pembelajaran Kontekstual adalah pembelajaran yang memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik. Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual, di antaranya adalah konstruktivisme, inkuiri, modeling, masyarakat belajar, refleksi, dan penilaian sebenarnya.
Dalam hal ini, mereka diberikan pengalaman belajar secara nyata oleh narasumber (guru model) yang memang ahli di bidangnya. Apa lagi Dia bumbui dengan memberikan contoh cara menanggulangi dan menghindar dari penyakit yang disebabkan virus tersebut. Misalnya cara membersihkan tangan, makanan dan sebagainya. Ini adalah bentuk pengalaman nyata (inkuiri) yang mereka terima.
Harapannya sesudah pembelajaran, para guru dan siswa semakin paham bagaimana hidup bersih supaya terhindar dari virus yang cukup berbahaya tersebut. Dengan demikian, misi pembelajaran tersampaikan, dan misi kesehatan juga tercapaikan.