Doktor ASN vs Pengusaha Warkop

Gajian atau penghasilan, pilih mana ???

Oleh : Dr. Ahmad Bahruddin

Pagi, setelah sarapan, menyempatkan diri ngopi, ngobrol dengan teman-teman lama.
Iseng2 bertanya kepada pemilik warung, cak Sin, berapa rata-rata omzet penjualan warung/hari, ternyata lebih dari 1 juta, keuntungan minimal 25%, hitung kasaran, 25% dari 1 juta = 250rb/hr, sekitar 7,5 juta/bln…WOW…!!!

Saya ASN, Doktor, gaji utama saya tidak sampai segitu, kalah dengan cak Sin yang tamatan SMA, berpenghasilan kisaran 7,5 juta/bln. Bekerja tidak pakai TUPOKSI, Check Lock pagi sore, membuat RPP dan lain sebagainya.

Pesan penggalan cerita di atas adalah :
1. Saya termasuk kebanyakan sarjana, lebih bangga dengan SERAGAM daripada ISI KANTONG.
2. Saya termasuk kebanyakan sarjana, menjadi ASN adalah keniscayaan, karena ASN satu-satunya pekerjaan dan jaminan masa tua, sederhana…nanti kalau tua, pensiun, tidak akan kelaparan, karena terima tunjangan pensiun serial bulan.
3. Saya termasuk kebanyakan sarjana, berpikiran bahwa nasib saya sudah DITENTUKAN oleh atasan, pemerintah, sehingga terninabobokkan menciptakan peluang bahkan rajin berkeluh kesah tentang minimnya pendapatan setiap bulan…apalagi yang masih HONORER…he..he..he (maaf sengaja menyenggol)

Bagaimana dengan anda ???
Masihkah lebih bangga dengan SERAGAM atau ISI KANTONG ???
Jika anda masih sama seperti saya…NIKMATI dan BERSYUKUR, karena saya, anda bercita-cita MENGABDI bukan BEKERJA.

Namun, jika anda ingin berubah, lebih bangga dengan ISI KANTONG, tinggalkan profesi sebagai guru, apalagi guru honorer yang sudah bertahun-tahun, berwirausahalah !

Nah…bagi yang masih Ingin menjadi PENGABDI plus memiliki ISI DOMPET TEBAL, lanjutkan pengabdian menjadi guru, setelah pulang dari sekolah, ciptakan peluang usaha, OJEK DARING, buka WARKOP atau kegiatan usaha lain yang HALAL dan tidak MENGIKAT.
Anda akan menjadi pribadi PLUS, pengabdi sejati yang berkantong padat.

Saya, minimal sampai status ini saya tulis, masih berkomitmen menjadi PENGABDI, bukan PEKERJA, sesekali mengembangkan diri menjadi “LELAKI PANGGILAN”, penular virus CINTA ( Care, Intimacy, Nuance, Triggery, Appreciation). Tetap bersyukur namun semangat meningkatkan kualitas dan kualifikasi diri…soal materi…Allah sudah mencukupi.

I LOVE MY LIFE, because LIFE IS SO BEAUTIFUL…

Catatan seorang Guru Kampung
Gresik, 04 Maret 2020